• Berita Terkini

    Selasa, 12 Februari 2019

    Sering Longsor, Banjarnegara Ditanami Sejuta Kopi

    darno/radarbanyumas
    BANJARNEGARA - Dalam kurun waktu tujuh bulan terakhir, di Banjarnegara terjadi ratusan longsor dengan jumlah korban jiwa lebih dari 100 orang. Tingginya potensi bencana longsor disebabkan sebagian besar wilayah Banjarnegara berupa perbukitan dengan tanah yang labil. Di sisi lain, banyaknya lahan yang ditanami sayuran meningkatkan potensi longsor.

    Kondisi inilah yang berusaha diatasi dengan menanam sejuta pohon kopi. Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto Agus Chusaini mengatakan berdasarkan data dari BPBD Banjarnegara dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir terjadi 367 longsor dengan korban jiwa 113 orang dan kerugian miliaran rupiah.

    "Tanaman hortikultura ikut memicu kerawanan longsor. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilaksanakan program penanaman sejuta pohon kopi," kata dia saat Kick Off Pengembangan Produk Unggulan Daerah Local Economic Development (LED) Kopi di Desa Babadan Kecamatan Pagentan, Senin (11/2/2019).

    Dia menyebut saat ini saat ini lahan kopi Arabika di Banjarnegara mencapai 549,62 hektar. Sedangkan untuk jenis robusta seluas 1.854,83 hektar. "Dengan
    rata-rata panen 755 kilogram per hektar ntuk jenis Robusta dan 805 kilogram per hektar untuk jenis Arabika. Untuk produksi coba kita tingkatkan," paparnya.

    Salah satunya dengan menanam bibit unggul bersertifikat. Pada tahun 2018 sebanyak 39.600 batang bibit kopi unggul bersertifikat ditanam di wilayah
    Kecamatan Pagentan dan Wanayasa dengan luasan 24 hektar. "Besar harapan kami target satu juta pohon kopi bisa tercapai dalam tahun-tahun mendatang," paparnya.

    Kepala Desa Babadan Kecamatan Pagentan Wahyu Setiawati mengatakan pada tahap rintisan 2011 lalu, warga enggan menanam kopi. Sebab lebih senang menanam sayur-mayur. Setelah mengetahui nilai ekonomi dan manfaatnya untuk koservasi, kini petani kesulitan mencari bibit.
    Dia menyebut saat ini ada 70 hektar lahan di Desa Babadan yang ditanami kopi. Dengan harga kopi petik merah Rp 12 ribu per kilogram, dirasakan mengangkat
    perekonomian masyarakat desa setempat.(drn)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top