• Berita Terkini

    Kamis, 17 Januari 2019

    Belajar Ketulusan dari Bang Engkis, Relawan Bencana di Kebumen

    FOTOISTIMEWA
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Ribuan orang terdampak bencana banjir dan longsor yang menerjang Kota Kebumen, Rabu (16/1/2019). Sejak saat itu hingga hari ini bahkan beberapa hari ke depan, dipastikan akan menjadi hari yang sibuk bagi para relawan.

    Mereka yang tergabung dalam tim SAR dari berbagai unsur itu bahu membahu bersama lintas masyarakat lain menangani para korban bencana dan memastikan masyarakat dapat kembali beraktivitas secara normal.

    Satu dari ratusan relawan itu adalah Kiswanto (49). Dia berasal dari Bumen Rescue RAPI TRC Kecamatan Kuwarasan dan tim USAR BPBD Kabupaten Kebumen. Yang luar biasa, Kiswanto saat ini tengah mengalami cedera pada ibu jari kiri.

    Seminggu sebelumnya, Kamis (10/1/2019), Kiswanto yang sehari-hari berprofesi pedagang kayu itu terkena golok saat bekerja. Ibu jari kirinya mengalami luka parah. Hingga kemudian, dokter memutuskan untuk mengamputasi ibu jari Kiswanto.

    Seharusnya, saat ini dia masih harus beristirahat karena lukanya belum sembuh.

    Namun, jiwa relawannya lebih kuat dan mendorongnya untuk ikut melakukan penanganan kebencanaan bersama relawan lain.  Alhasil, pria yang akrab disapa Bang Engkis itu, masih melakukan tugasnya.

    Memanggul gergaji mesin dan menggergaji pohon tumbang. Karena lukanya, Engkis melakukan tugas dengan satu tangan karena tangan lain masih terbungkus perban dan diemban.

    "Gergaji mesin kecil cukup dengan tangan satu," ujar kakek dua cucu  itu sembari tersenyum.


    Kiswanto mengungkapkan, relawan menjadi panggilan jiwanya sejak muda. Dia bahkan sudah aktif di dunia itu sejak masih muda saat di Bogor. Dunia relawan kembali digeluti saat tinggal di Kebumen bersama sang istri di Dukuh Ketanggung, RT 2 RW 3 Desa Serut Kuwarasan. Sejak tahun 2016, dia ikut menjadi bagian para relawan di Kebumen.

    "Menjadi relawan membuat saya bahagia karena bisa membantu sesama. Saya tidak mengharap pujian atau ingin terkenal. Dan saya akan menjadi relawan selama saya masih mampu," tegas pria kelahiran Cilacap Jawa Tengah itu.

    Ya, setiap relawan tidak butuh pujian dari siapapun. Mereka hanya hadir untuk membantu sesama. Terkadang, mereka sepi dari apresiasi meski tugas yang mereka lakukan seringkali bertaruh nyawa.

    Mungkin hanya Tuhan yang akan membalas kebaikan mereka. Namun setidaknya, kita wajib memberikan penghargaan apapun bentuknya. Yang paling penting, belajar ketulusan dari mereka. (cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top