IMAM/EKSPRES |
Untuk itu menurutnya, agar nantiya tidak sengsara maka dalam mengaji Islam jangan hanya syarat saja. Dalam mendalami Islam banyak yang perlu dipahami, salah satunya yakni thoriqoh. Hal ini disampaikan pada acara Raden Paku Bersholawat, Kamis (29/11/2018) malam di Pondok Pesantren Raden Paku Gunungsari Desa/Kecamatan Pejagoan. “Kalau hanya mempelajari syaret maka hanya akan pintar dalam mendongeng, menulis dan membaca,” tuturnya
Kegiatan Raden Paku Sholawat dilaksanakan bersama dengan Group Majelis Ratibul Haddad wa Maulid Simthudduror Malam Ahad Wage (Mahage) Kebumen. Dalam acara tersebut, ratusan penggemar sholawat dari berbagai daerah di Kebumen tampak memadati area komplek pondok pesantren setempat. Hadir dalam acara tersebut sejumlah habaib dan mursyid Thoriqoh Qodiriyah baik dari dalam maupun luar Jawa.
Dalam kesempatan itu KH Achmad Chalwani melantunkan sejumlah lagu sholawat baik yang bernuansa klasik, modern hingga dangdut dan campursari. Beliau mengemukakan lagu itu dapat diibaratkan sebuah gelas. Sedangkan sholawat merupakan isinya. “Maka tidak apa-apa menggunakan berbagai lagu, yang penting isinya sholawat,” papar kyai kharismatik yang juga merupakan Wakil Syuriah PWNU Jawa Tengah.
KH Chalwani juga menyampaikan pentingnya bersholawat sebagai tanda cinta kepada Nabi Muhamammad SAW. Selain itu mendengar cerita Nabi Muhammad SAW juga mempunyai banyak faedah. Hal itu meliputi dimudahkan segala urusan, baik urusan dunia seperti ekonomi dan lainnya maupun urusan akherat. “Mudah-mudahan semua yang hadir dapat dimudahakan segala urusan oleh Alloh SWT,” paparnya.
Ditambahkannya, membaca sholawat sangat penting. Sekali membaca sholawat maka pahalanya seperti memerdekaan satu orang. Atau seperti bersedekah satu ekor Unta. Padahal saat ini harga satu ekor Unta mencapai Rp 30 juta. “Melihat besarnya pahala yang ada, saat penting untuk membaca sholawat,” ucapnya. (mam)