• Berita Terkini

    Sabtu, 01 Desember 2018

    Kirab Budaya Bakal Warnai Reuni SMP PIUS Gombong

    ISTIMEWA
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Kota Gombong akan kembali diramaikan dengan kirab budaya. Kali ini rencananya tidak hanya kan mengusung tentang keberagaman budaya saja, melainkan juga tema lingkungan.

    Kirab rencananya akan diikuti oleh berbagai komunitas yang menampilkan kesenian. Ini disiapkan untuk menghibur warga Gombong yang rencananya dihelat pada 26 Desember 2018 mendatang.


    Kirab budaya akan dibarengi dengan drum band. Adapun reuni akbar yang dilaksanakan oleh SMP Pius Bakti Utama Gombong megusung tema “Tumbuk Ageng”. Humas Panitia Reuni Akbar Andre Yap menyampaikan Gombong merupakan kawasan multikultural, beragam dan penuh toleransi.

    Untuk itu rencananya kirab budaya akan diikuti oleh berbagai komunitas. Ini  seperti OMK, GP Anshor, Pokdarwis Sempor, dan komunitas lain di Gombong. “Rute diambil dari Gang Cempaka, Jalan Kartini, Susteran, Jalan Veteran, hingga  Roemah Martha Tilaar di Jalan Sempor Lama,” tuturnya, Jumat (30/11).


    Lebih lanjut Andre menjelaskan Start dan Finish berada ditempat yang sama yakni dari SMP PIUS Gombong. Dalam hal ini panitia akan siap siaga untuk yang mengatur ketertiban lalu lintas serta kenyamanan pengguna jalan lain. Pertunjukan drum band merupakan acara yang digemari oleh masyarakat Gombong. “Kami  berharap dengan adanya drumband dan kirab akan dapat menghibur masyarakat sekitar,” katanya.

    Bukan hanya itu saja, dalam reuni akbar, disekolah juga akan dimainkan 100 Angklung secara bersamaan. Ini untuk memeriahkan reuni akbar ke 64 tahun berdirinya SMP. Reoni ini akan mengundang seluruh alumni sejak awal berdirinya sekolah tersebut.

    “Selain itu juga akan diramaikan dengan berbagai pertujukan kesenian seperti karawitan, kenthongan, tari-tarian tradisional, drama pendek, hingga pertunjukan wayang wahyu,” paparnya.

    Ketua Panitia Reuni Akbar Tumbuk Ageng Christine Chandrar mengemukakan, panitia ingin membawakan reuni sekolah menjadi berkesan. Selain itu penuh kenangan tapi juga tidak melupakan budaya dan etika dalam suasana euphoria pesta. “Reuni Akbar ini menjadi momen yang tepat untuk bernostalgia, menjalin ikatan yang lebih kuat, serta ruang untuk berbagi dan berkarya,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top