• Berita Terkini

    Senin, 08 Oktober 2018

    Seorang Anak di Banjarnegara Nyaris Jadi Korban Penculikan

    darno/radarbanyumas
    BANJARNEGARA - Kabar penculikan meresahkan masyarakat Banjarnegara. Kabar tersebut tersebar luas melalui media sosial, terutama WhatsApp.  Dalam desan yang viral melalui WA, disebutkan bahwa korban penculikan  adalah siswa kelas 1 SD Negeri 1 Parakancanggah.

    Tak hanya berupa teks, informasi yang tersebar melalui WA itu juga dilengkapi dengan sejumlah foto. Diantaranya foto diduga pelaku yang mengenakan kaos kuning bergaris putih bersama korban. Foto lainnya, terduga pelaku duduk di kantor polisi. Tak hanya itu, pesan berantai itu juga menyertakan foto KTP terduga pelaku yang merupakan warga Desa Prigi Kecamatan Sigaluh.

    Peristiwa ini berawal ketika pelaku berpura-pura menjemput korban yang baru pulang sekolah, Sabtu (6/10/2018) sekitar pukul 10:00 WIB. Korban dibujuk dengan cara diiming-imingi uang. Namun ketika diajak ke jalan yang tidak dikenal, korban menangis.

    Ketua Komnas Perlindungan Anak Banjarnegara Harmono mengatakan peristiwa ini baru percobaan penculikan. Ketika itu, korban mau pulang dari sekolah.  Saat itu, korban belum dibawa terlalu jauh dari gerbang sekolah.

    "Baru mau membawa si korban. Arahnya belum jauh," terangnya, kata dia saat melakukan pendampingan ke keluarga korban, Minggu (7/10).

    Dikatakan, ibu korban Sri Rejeki tidak tahu persis peristiwa yang menimpa  anaknya. Dia juga tidak mengenal terduga pelaku. "Kronologisnya tidak tahu. Wong lagi kerja," ungkapnya. Sedangkan ayah korban, Andi Wiyoko sedang bekerja. Korban sendiri merupakan anak tunggal.

    Harmono mengatakan Cc biasanya dijemput oleh Budhenya Farah Dwi Yani. "Cuma kemarin agak lama sedikit. Terus korban lagi duduk-duduk," ungkapnya. Saat itulah terduga pelaku membujuk korban. Dan diiming-imingi dengan uang. Hinga akhirnya bisa dibawa sampai dekat pemakaman Jagabela. Masih wilayah Kelurahan Parakancanggah.
    Harmono mengatakan pasca kejadian ini, Cc masih trauma. "Sekarang kalau ditemui orang untuk menceritakan kejadian ini masih takut," terangnnya.

    Akibat peristiwa yang dialaminya, korban juga masih takut berangkat sekolah. "Besok belum berangkat dulu. Masih takut yang bersangkutan," ujarnya. Korban akan kembali berangkat sekolah jika kondisi psikisnya sudah pulih. Untuk sementara, belum dilakukan pendampingan oleh psikolog. "Nanti sekiranya dibutuhkan, Komnas akan mendatangkan psikolog," jelasnya.

    Pasca kejadian ini, pihaknya akan meminta kepada sekolah agar memantau anak tersebut. "Jangan boleh kalau dijemput oleh orang yang tidak diketahui," ungkapnya.
    Harmono meminta agar kasus ini diusut tuntas. "Pihak kepolisian harus aktif menyidik sampai tuntas," paparnya. Untuk memastikan apakah ada indikasi jaringan traficking di Banjarnegara. Dikatakan, pasca kejadian ini korban Cc masih trauma.

    Ibu korban sendiri enggan berkomentar. Sebab sudah menyerahkan perkara  ini ke pihak kepolisian. Kapolres Banjarnegara AKBP Nona Pricillia Ohei mengatakan  antara korban dengan terduga pelaku tidak saling mengenal. Menurut dia, saat itu korban dibujuk dengan diberikan uang untuk beli jajan. Dia mengatakan kabar penculikan ini masih berupa dugaan. "Masih kita dalami," jelasnya.
    (drn)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top