• Berita Terkini

    Jumat, 28 September 2018

    Harga Tembakau Kebumen Anjlok

    sudarnoahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Plt Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, menghadiri acara Panen Tembakau dan Penanganan Pasca Panen di Desa Logandu, Kecamatan Karanggayam, Rabu (26/9/2018).

    Hadir mendampingi Plt Bupati, Asisten 2 Sekda Tri Haryono, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Pudji Rahaju, Kepala Dinas Sosial dan PPKB HA Dwi Budi Satrio, serta petani tembakau Kecamatan Karanggayam.

    Dalam sambutannya, Plt Bupati menyampaikan Kebumen termasuk daerah sentra tembakau di Kedu. Di masa lalu terdapat beberapa pabrik rokok, misalnya Sintren di Gombong. Artinya bahwa sebenarnya masyarakat kita mempunyai budaya menanam sampai mengolah tembakau, sehingga berekonomi tinggi.

    "Memang kita sadari dengan berjalannya waktu, teknologi rokok di Gombong tersebut ketinggalan dibanding dengan produksi rokok sigaret.  Sehingga berdampak pada menurunnya permintaan bahan baku rokok, yaitu tembakau.  Akibatnya petani menjadi kurang bersemangat dalam menghasilkan tembakau," kata Yazid Mahfudz.

    Meskipun demikian,  kata dia, beberapa kawasan masih melakukan budidaya rokok. Karena adanya kesesuaian lahan dengan tanaman tersebut. Khusunya di daerah pegunungan Karanggayam, Karangsambung, hingga  Prembun bagian utara.

    Pemerintah sendiri memberikan alokasi bagi hasil dana cukai tembakau. Untuk beberapa keperluan, antara lain membantu petani mengembangkan budidaya tembakau, termasuk mengatasi dampak-dampak  dari merokok.

    "Saya kira petani tembakau juga turut mendapatkan bantuan, baik berupa  penyuluhan maupun sarana produksi, hingga pengolahan tembakau," ujarnya.

    Sementara itu, hasil panen tembakau pada musim tanam tahun ini cukup bagus lantaran cuaca yang mendukung. Sayangnya kondisi tersebut tidak didukung dengan harga tembakau di tingkat petani yang cukup rendah.

    Di tingkat petani, harga tembakau kering kisaran Rp 60.000-65.000/kg. Sedangkan tembakau basah hanya Rp 5.000/kg. Harga tahun ini jauh lebih rendah dari tahun lalu yang bisa mencapai Rp 80.000-90.000/kg untuk tembakau kering.

    Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Puji Rahaju, menjelaskan rendahnya harga berkaitan dengan kebiasaan saat produksi meningkat. Petani dipermainkan oleh tengkulak. Untuk itu petani harus kompak apalagi Kebumen sudah memiliki asosiasi petani tembakau yang semestinya bisa mengatasi harga di tingkat petani.

    "Sebenarnya jika petani bisa menahan dua minggu hingga satu bulan, sudah ada perubahan," ujar Puji Rahaju.

    Tak hanya panen, pada kesempatan itu Plt Bupati juga mencoba mesin perajang daun tembakau dan melihat prosesi menjemur hingga menata sampai tembakau siap jual.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top