• Berita Terkini

    Jumat, 10 Agustus 2018

    Jerami Jadi Berkah Petani di Musim Kemarau

    Saefur Rohman / Kebumen Ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Kemarau tak selalu identik dengan "penderitaan" karena kekeringan berkepanjangan. Bagi sebagian orang ini, musim kemarau menjadi berkah tersendiri dengan cara mengumpulkan jerami kering untuk pakan ternak.

    Salah satunya, Sarmin (60) warga Desa Banjareja Kecamatan Puring Kebumen yang rela berburu jerami hingga Kecamatan Alian hingga luar kota.  "Ini baru di Kecamatan Alian biasanya sampai Purworejo," katanya Kamis (9/8/2018) siang.

    Sarmin yang saat itu tengah mencari jerami padi di lokasi sawah yang berada di Desa Kambangsari Kecamatan Alian. Sejak pagi, dia sudah memulai aktivitasnya dengan membantu pemilik sawah memetik padi. "Kita ikut motong padi dulu soalnya jika musim kemarau saat ini pasti berebut dengan yang lain, setelah padinya dirontok baru kita kumpulkan dan ditali," katanya.

    Dalam sehari Sarmin yang juga mempunyai ternak sapi itu dalam sehari mampu  mengumpulkan sekitar 32 ikat jerami. Jerami itu untuk pakan sapi miliknya. Selebihnya, dijual untuk kebutuhan sehari - hari. "Jika jerami tidak laku atau tidak habis dijemur setelah kering kita simpan," katanya.

    Harga jual jerami  dalam satu ikat dengan diameter kurang lebih 1 meter yang hanya Rp 7 ribu rupiah. Harga tersebut jika laku semua hanya pas - pasan untuk kebutuhan hidup . "Soal penghasilan tidak pasti, biadanya dapat sikitar Rp 75 ribu sampai Rp 100 belum buat ongkos mobil mengangkut jeraminya," katanya.

    Tak hanya warga kebumen yang meraih keberkahan dari jerami masyarakat peternak dari luar kota juga mengumpulkan jerami di kota beriman ini. Suripto (48) warga asal Klampok Banjarnegara ini salah satunya.

    Dia mengatakan ia terbiasa mencari jarami padi untuk pakan ternaknya ke kota Kebumen. "Dari Banjarnegara rombongan Mas. Kita naik mobil ya hampir setiap hari

    cari damen dari Kebumen pernah juga sampai Kutoarjo, Purworejo," katanya sembari beristirahat.

    Warsono (55) warga Desa Kalijaya salah satu pemilik sawah mengatakan, adanya para pencari jerami sangat membantunya. Selain dibantu pada proses panen, orang-orang seperti Sarmin dkk membuat sawahnya bersih dari tumpukan jerami. Sudah begitu, gratis pula.

    Selain itu keuntungan panen raya ini juga berdampak pada para buruh panen. Dalam sehari para buruh panen bisa mendapat padi kotor berkisar 30 - 50 kg. "Kita buruh panen mendapat keuntungan dari hasilnya jika hasil 1 kwintal pekerja masing masing mendapat 15 kg padi kotor," kata Agus (35) warga Desa Sawangan Kecamatan  Alian. (Saefur)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top