• Berita Terkini

    Jumat, 03 Agustus 2018

    1,6 Juta Penduduk Terdampak Kekeringan

    JAKARTA – Kemarau panjang memicu bencana kekeringan di sejumlah daerah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 1.693.715 jiwa yang terdampak kekeringan. Mereka berasal dari tujuh provinsi.


    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, Jawa Tengah menjadi provinsi paling luas terdampak dari sisi sebaran titik kekeringan. Di kekeringan di provinsi yang dipimpin Ganjar Pranowo itu terjadi di 184 kecamatan di 18 kabupaten/kota. Di susul berikutnya Jawa Barat dengan 81 kecamatan di 13 kabupaten/kota.


    Sementara dari sisi jumlah penduduk yang terdampak, kekeringan di Jawa Barat paling banyak dampaknya yakni mencapai 725.293 jiwa. Disusul kemudian di Nusa Tenggara Barat dengan jumlah terdampak 527.411 jiwa dan di Jawa Tengah dengan jumlah terdampak 415.684 jiwa.


    Sutopo menceritakan, penanganan kekeringan telah dilakukan di sejumlah daerah. Di antaranya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati pada 12 Juli sampai 31 Juli telah droping air bersih sebanyak 22 tangki.


    Sementara itu laporan dari BPBD Kabupaten Banyumas menyebutkan pada 1 Agustus telah diterjukan droping air bersih sebanyak 85 tangki. Keseluruhannya menjangkaui 15 desa yang tersebar di tujuh kecamatan. ’’BPBD Kabupaten Banyumas terus mengupayakan untuk membantu pasokan air bersih menghadapi puncak musim kemarau,’’ tuturnya saat dihubungi kemarin (2/8/2018).


    Sementara itu merujuk pada peta prakiraan curah hujan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk Agustus, tergambarkan sejumlah daerah yang curah hujan rendah. Sebagian besar wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat digambarkan memiliki curah hujan terendah dengan indikator 0-20 mm.


    Kemudian untuk beberapa wilayah di selatan Jawa Timur dan sebagian besar Jawa Barat indikator curah hujannya 20-50 mm. Kondisi serupa juga terjadi di Bali sampai ke NTB dan NTT. Untuk pulau Sumatera, curah hujan rendah terjadi di Lampung dan sebagian Sumatera Selatan. Kondisi curah hujan sangat rendah (indikator 0-20 mm) diperkirakan terjadi hingga September mendatang. (wan/agm)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top