• Berita Terkini

    Rabu, 28 Februari 2018

    Penemuan Bayi Gegerkan Warga Solo

    A.CHRISTIAN/RADAR SOLO
    SOLO – Suara tangisan bayi membuat bulu kuduk Aditya Bayu Kusuma, 30, dan kakak iparnya Dinar Royyanto Mukhlish, 33, berdiri. Maklum, jarum jam baru menunjukkan pukul 01.00. Terlebih, sumber suara berasal dari bawah lincak di depan kios tambal ban yang telah tutup.

    Dini hari kemarin (27/2/2018), usai berjualan susu segar, mereka pulang dengan berboncengan sepeda motor dan melintasi Jalan Ir Djuanda, Kampung/Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres.

    “Rumah saya 50 meter dari kios tambal ban. Waktu mau menyeberang jalan, kakak ipar saya mendengar suara  bayi mengangis kencang. Kemudian pundak saya di tepuk dari belakang suruh berhenti,” tutur Aditya.

    Keduanya lalu memastikan suara tersebut adalah tangis bayi. Dengan perasaan takut bercampur penasaran, mereka turun dari sepeda motor dan mendekati sumber suara dari bawah lincak.

    Sontak, rasa takut Aditya dan Dinar berubah menjadi belas kasihan. Mereka melihat bayi berselimutkan kaus orang dewasa warna kuning tergeletak di lantai depan kios tambal ban.

    “Kondisi bayi sudah bersih. Sudah dipakaikan baju. Tapi, tali pusarnya belum dipotong. Cuma diikat pakai tali rafia. Saya berteriak meminta tolong. Soalnya bayinya menangis terus. Sepertinya haus dan kedinginan,” ujarnya.

    Mendengar teriakan Aditya, warga sekitar langsung menyemut. Termasuk salah seorang ibu yang baru melahirkan. Merasa kasihan, ibu tersebut bersedia menyusui bayi malang berjenis kelamin laki-laki itu. Tangisannya pun langsung reda. “Setelah tenang, saya diantar linmas ke Polsek Jebres,” imbuh Aditya.

    Pemilik kios tambal ban Tarto, 45, tidak menyangka ada orang tua yang tega membuang bayinya. “Biasanya saya tutup jam 23.00. Tapi kemarin karena mengantuk dan tutup jam 21.00 terus pulang. Jadi tidak tahu setelah jam itu ada aktivitas apa di sini (kios, Red),” paparnya.

    Sementara itu, bayi malang tersebut segera dibawa ke Klinik Bhayangkara Polresta Surakarta. Kondisinya berangsur membaik. Namun, ada luka gores di dahi. “Saat datang kondisinya haus, dan langsung kita belikan susu formula. Saat ini sudah kuat minumnya. Dari tadi pagi (kemarin, Red) sudah habis sekitar empat botol. Sudah tenang dan bisa tidur,” ujar bidan Klinik Bhayangkara Evi Imawati.

    Menurutnya, tali pusar bayi belum terpotong sempurna dan hanya diikat pakai tali rafia. Dari kondisi tersebut, Evi memprediksi bayi dilahirkan pada sore hari tanpa bantuan medis.

    Untuk sementara, bayi berbobot 2,4 kilogram dan panjang 49 sentimeter itu dinamakan dilan. “Sudah kita ganti bajunya. Karena yang dipakai dari tadi pagi sudah kotor. Soal luka gores, kita perkirakan digaruk oleh tangan bayi sendiri,” pungkasnya. (atn/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top