• Berita Terkini

    Rabu, 01 November 2017

    Warga Babadsari Sudah tak Tahan Jadi Korban Proyek Nasional

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Adanya pengambilan tanah urug yang dilakukan di Desa Korowelang dan Babadsari Kecamatan Kutowinangun dikeluhkan oleh warga masyarakat. Bahkan dalam menghadapi hal itu Kepala Desa Babadsari mengaku nyaris putus asa.


    Pengambilan tanah uruk yang melibatkan ratusan truk dump tersebut berakibat pada kerusakan jalan yang cukup parah. Pada musim kemarau jalan akan berdebu pekat. Sebaliknya di musim hujan, jalan tampak seperti comberan dan penuh kubangan lumpur.

    Bukan hanya itu saja, pengambilan tanah uruk juga telah menyebabkan pagar rumah milik warga rusak akibat tersenggol atau tertabrak truk pengangkut tanah. Ironisnya, meski telah berulangkali meminta ganti rugi, namun hingga kini belum ada realisasi.

    Kepala Desa Babadsari, Sugiyanto SH, menyampaikan dalam menghadapi persoalan tersebut pihaknya sendiri mengaku hampir putus asa. Kondisi jalan sudah tidak aman maupun  nyaman untuk dilewati. Bahkan warga desa maupun anak-anak sekolah lebih memilih menghindari jalur utama dengan cara mencari “jalan tikus”. “Saya sudah kehabisan akal untuk menyikapi hal itu,” tuturnya, beberapa waktu lalu.

    Pihaknya menuturkan, tanah uruk untuk JJLS dan double track diambil dari dua desa yakni Korowelang dan Babadsari. Sedangkan jalur pengambilan tanah urug dari dua desa itu melewati Desa Babadsari.

    Sugiyanto berharap pihak pengambil tanah melakukan perawatan jalan.  Bahkan dengan tegas Sugiyanto menyampaikan jika desa sama sekali tidak mendapatkan kompensasi apapun, meski tanah uruknya mengambil di Babadsari. “Sempat desa akan diberi namun kami tolak, sebab hingga kini kami belum tahu proses perijinan pengambilan tanah di desa Babadsari seperti apa,” jelasnya.

    Untuk menangani persoalan tersebut, Sugiyanto sendiri mengaku telah melaporkan baik ke anggota DPRD, Pemerintah Daerah maupun Satpol PP. Kendati demikian hingga kini tampaknya belum ada tindakan apapun. Faktanya pengambilan terus dilakukan sementara kerusakan semakin menjadi-jadi. “Kami hampir putus asa, mudah-mudahan segera ada penyelesaian. Setidaknya ada perhatian untuk jalan,” terangnya sembari menambahkan jika pengambilan tanah juga dilakukan untuk proyek rel ganda, maka waktu pengambilannya akan semakin lama.

    Hal senada juga disampaikan oleh salah salah satu warga yang enggan menyebut nama. menurutnya dampak pengambilan tanah uruk telah membuat pagar rumahnya rusak. Kendati berulang kali meminta pertanggungjawaban namun dari pihak pengambil tanah belum ada tindakan apapun. “Tidak ada kata-kata apa-apa, rembugan juga tidak ada. Ini menujukan bahwa mereka sama sekali tidak sopan,” keluhnya.

    Sugiyanto berharap ada pihak yang mampu menangani persoalan tersebut. Jika memang memungkinkan tidak ada salahnya jajaran Polres Kebumen turun untuk meninjau lokasi jalan. Dengan demikian akan diketahui bagaimana dampak yang terjadi. "Silahkan ditinjau sendiri seperti apa kerusakan yang ada. Dengan demikian akan diketahui, bagaimana susahnya warga kami dengan kondisi tersebut," ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top