IMAM/ESKPRES |
Musim penghujan juga menjadi puncak birahi bagi burung anggungan tersebut. Dengan demikian, keturunan dari proses perkawinan di musim penghujan akan mempunyai kualitas sangat baik. Kendati demikian peternak harus melakukan perawatan ekstra terlebih bagi peternak perkutut putih.
“Banyak peternak yang mengalami kegagalan di musim hujan. Padahal itu buka disebabkan oleh menurunnya produktivitas, melaikan keteledoran dari petenak itu sendiri,” kata Sujarwo (45), peternak burung perkutut warga RT 2 RW 2 Dukuh Sokawera Desa Jemur Kebumen.
Dijelaskannya, meski pada puncak birahi, namun suhu udara yang dingin dapat membuat perkembangan telur terganggu. Cuaca juga membuat burung lebih berkonsentrasi untuk melakukan penghangatan tubuhnya sendiri dari pada telurnya.
“Dengan demikian banyak telur yang tidak menetas pada musim penghujan. Padahal itu merupakan telur terbaik. Jika sudah demikian maka sayang sekali,” terangnya.
Dalam kesempatan solusi yang terbaik yakni dengan cara mengurangi tiupan angin pada kandang. Selain itu bagian atap juga dibuat lebih banyak transparan agar sinar matahari dapat masuk. Cara termudah yakni menutup seluruh dinding kandang dengan plastik. Ini sangat baik dilakukan terutama di malam hari. “Kondisi sarang yang hangat akan membuat burung merasa nyaman,” jelasnya.
Sujarwo yang telah puluhan tahun menekuni peternakan burung menegaskan, selain itu ada baiknya, dilakukan penjemuran lebih banyak pada burung yang berada di sangkar gantung. Untuk perkutut putih penjemuran harus lebih diperbanyak lagi demi menjaga kesehatan. “Kalau akan biasa saja tidak apa-apa, yang penting penjemuran harus lebih banyak,” ucapnya. (mam)