• Berita Terkini

    Selasa, 29 Agustus 2017

    Mitos dan Fakta Alang-alang Amba, Jalur di Kebumen yang Sering Merenggut Nyawa

    saefur/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Sebuah kecelakaan maut dan menewaskan 7 orang di Jalur Kebumen- Banyumas atau persisnya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Karanganyar, Minggu malam (27/8/2017) mengguncang publik.

    Rata-rata terhenyak dengan peristiwa mengerikan sekaligus memilukan tersebut. Kejadian itu menambah deretan panjang kecelakaan yang terjadi di jalur yang biasa disebut warga jalur Alang-alangamba tersebut. Mengapa itu bisa terjadi?

    Dana (28), warga mengatakan, jalur alang-alang amba memang dikenal sebagai jalur rawan kecelakaan. Sudah tak terhitung kecelakaan terjadi di ruas jalan ini. Banyak diantaranya, menelan korban jiwa. Tak heran, warga menyebutnya dengan jalur maut atau jalur langganan kecelakaan.

    "Seingat saya, tahun ini saja (hingga Agustus 2017,red), sudah ada tiga kecelakaan. Paling parah ya yang terjadi pada Minggu kemarin," kata warga Kelurahan Plarangan Kecamatan karanganyar tersebut.

    Jalur yang lurus dan kemudian menikung, seringkali membuat pengendara "terlena" dan memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Apalagi, jalan tersebut tergolong lebar dan mulus berhotmix. Ditambah pengendara tak mengenal medan dengan baik, resiko kecelakaan semakin tinggi. "Bagi yang berkendara dari luar kota, wilayah ini juga menjadi titik lelah," katanya.

    Sebenarnya, Polres Kebumen dan pihak terkait telah banyak memasang tanda peringatan. Bahkan pada setiap arus mudik lebaran, Kecamatan karanganyar Kebumen sudah ditetapkan sebagai check point yang mengharuskan pengendara beristirahat. "Hanya memang di jalur ini masih gelap karena masih minim lampu penerangan," kata Bani (40), warga lain.

    Selain soal hal tersebut, bagi warga sekitar, jalur alang-alang amba dikenal sebagai jalur yang "wingit". Mitos angker pun berkembang di kalangan masyarakat.

    Keberadaan kuburan yang hingga saat ini masih difungsikan persis di tepi ruas jalan menjadi salah satu faktor munculnya mitos angker itu. "Sering terjadi kecelakaan rawang banget ini antara kuburan sampai Tugu Kemit hampir tiap tahun pasti ada korbannya," kata Parto (60), warga RT 01 RW 04 Desa Sidomulyo Kecamatan Karanganyar, Senin (28/8/2017).

    Parto menjelaskan wilayah tersebut dikenal angker sejak pelebaran jalan hingga sebuah pohon asam besar berusia ratusan tahun ditebang.  Sejak saat itu, warga sudah menduga, bakal banyak korban kecelakaan di jalur tersebut.

    "Dulu ada pohon asem besar ditebang oleh pemerintah untuk pelebaran jalan. Ada warga yang bilang kok berani-beraninya nebang. Pasti nanti makan banyak korban.  Pohon asem itu dikenal wingit," kata Parto.

    Parto sendiri malah punya catatan tersendiri soal kecelakaan di jalur tersebut pada tahun 2017 ini.  Menurut "catatan" Parto yang rumahnya tak jauh dari jalur alang-alan amba, dia sudah melihat 6 kali kecelakaan di jalur tersebut.  Dia hafal, karena sering melihat sekaligus menolong para korban kecelakaan

    Faktor sejarah juga menjadi pendukung adanya mitos angker. "Wilayah alang alang amba merupakan area perbatasan (garis demarkasi) penjajahan Belanda menjadi lokasi perang antara warga sipil dan pihak Belanda. Banyak juga pejuang gugur di wilayah ini," ujarnya.

    Seingatnya, dulu pernah ada makam 3 pejuang yang menurut cerita warga dikubur hidup-hidup oleh Belanda pada masa perjuangan di area persawahan di selatan jalan  "Namun, makam itu sudah hilang setelah ada proyek pipa pertamina," kata Parto.

    Seperti diberitakan, jalur maut Alang-alang Amba Karanganyar kembali menelan korban jiwa. Dalam kecelakaan itu tujuh korban meregang nyawa, Minggu (28/8/2017) .Lebih pilu lagi, dari tujuh korban tiga diantaranya merupakan satu keluarga, terdiri suami, istri dan anak mereka yang masih Balita.  (saefur/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top