• Berita Terkini

    Kamis, 20 Juli 2017

    Petilasan Kyai Kolodete Batu Ratapan Angin Dieng

    AGUS/WONOSOBOEKSPRES
    Tidak Memiliki Makam, Dianggap Moksa

    Sebagai bagian dari peringatan Hari Jadi Wonosobo ke-192, Pemkab menggelar ziarah ke makam pendiri dan tokoh penting Kabupaten wonosobo. Pada peringatan tahun ini, sebanyak 9 makam menjadi sasaran ziarah. Namua ada satu lokasi yang bukan berbentuk makam namun tetap diziarahi yaitu Petilasan Kyai Kolodete di Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Seperti apa?
    ---------------------
    AGUS SUPRIYADI, Dieng
    ---------------------
    KYAI Kolodete dikenal sebagai pendiri dan tokoh spiritual penting Kabupaten Wonosobo.  Kyai yang  dikenal memiliki rambut gimbal tersebut konon menguasai kawasan Dieng serta pegunungan Sindoro dan Sumbing.

    Sebagian besar masyarakat khsusnya di kawasan lereng gunung, menyakini bahwa anak yang berambut gimbal merupakan tanda bahwa mereka masih keturunan kyai kolodete. Sehingga  ada perlakuan sitimewa, untuk memotong rambut gimbal perlu dilakukan ritual khusus.

    Hingga sekarang tidak jelas keberadaan makam Kyai Kolodete. Ada yang menyebutkan bahwa dia moksa, sehingga tidak memiliki makam. Namun ada tiga petilasan atau tempat yang sering digunakan oleh Kolodete ketika berdoa kepada yang maha kuasa. Tiga lokasi tersebut meliputi  Gunung Kendil Jojogan Dieng,  Batu Ratapan angin Dieng dan sebuah lokasi di Dusun Kalilembu.

    Apapun itu,  Kyai Kolodete tetap dianggap sebagai tokoh sekaligus pendiri Wonosobo, sehingga Pemkab menggelar ziarah ke petilasan Kyai Kolodete di kawasan objek wisata ratapan angin Desa Jojogan Kejajar. Ziarah petilasan tersebut merupakan pertama kali digelar oleh Pemkab sebagai bentuk penghargaan terhadap Kyai Kolodete pada rangkaian peringatan hari jadi ke-192.

    Camat Kejajar, Iwan Widiyanto, mengatakan, bahwa pemkab mengglar ziarah ke petilsan kyai kolodete untuk mmebeikan penghargaan kepada pendiri sekaligus tokoh penting yang selalu disebut-sebut dan diceritakan secara oral dari mulut ke mulut oleh masyarakat Dieng.

    "Prosesi ritual potong gimbal yang selalu dihelat oleh warga setempat sangat erat dengan  cerita kyai kolodete yang tinggal di kawasan dataran tinggi dieng,” ujarnya.

    Menurutnya ada tiga petilasan Kyai Kolodete, salah satunya di Batu Ratapan Agin Dieng. Lokasi tersebut dikenal sebagai kawasan objek wisata  yang memiliki panorama indah berupa batuan cadas yang tingg berbentuk kerucut. Dari batu ratapan angin bisa terlihat keindahan kawasan dataran tinggi dieng dari puncak bukit dan batuan.

    "Petilasan Kyai Kolodete berada di antara batuan besar yang menjulang tinggi,  lokasi itu ditemukan dari hasil tirakat para Kyai Wonosobo dan juga Gus Muwafiq dari Jogja,” terangnya.

    Meski bukan bentuk makam, kawasan tersebut sudah ramai menjadi loksi ziarah warga setempat serta masyarakat dari luar Kabupaten Wonosobo.

    Bupati Wonosobo, Eko Purnomo, usai melaksanakan ziarah di petilasan Kyai Kolodete, yang terletak di atas bukit pandang desa Jojogan Kejajar menyampaikan bahwa meski hanya petilasan tetapi ini merupakan bentuk rasa hormat terhadap pendiri Wonosobo.

    "Ini hanya petilasan, karena menurut sejarah hingga saat ini makam Kyai Kolodette belum ditemukan. Tetapi inilah wujud rasa hormat kami sebagai generasi Wonosobo terhadap para pendiri Wonosobo,”ungkap Bupati. (*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top