• Berita Terkini

    Kamis, 29 Juni 2017

    Tak Terurus, Bekas SMA Purnama Gombong Direncanakan Jadi Perguruan Tinggi

    ISTIMEWA
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Menggelar reuni, apalagi setelah terpisah selama 36 tahun, tentu menjadi momen membahagiakan bagi alumni SMA Purnama Gombong. Namun di balik kebahagiaan itu, juga terselip keprihatinan saat melihat kondisi bangunan almamater mereka yang tak terurus bahkan tinggal tunggu waktu untuk roboh.

    Itulah yang dirasakan para alumni SMA Purnama Gombong angkatan 1981 saat menggelar reuni perdana, Selasa (27/6/2017). "Sungguh melihat kondisi sekolah, kami prihatin sekali. Pertama gedung yang luas dan cukup representatif untuk ukuran Gombong ini tidak terurus. Baik perawatan gedung, kebersihan gedung tidak ada subsidi dari yayasan (Yayasan Purnama, red). Melihat kondisi ini, ya tinggal nunggu roboh," ujar Sutiman Raharjo, mewakili alumni angkatan 1981 SMA Purnama Gombong.

    Tidak terurusnya bangunan SMA Purnama , jelas Sutiman, berawal saat sekolah  yang berlokasi di Jl Merbabu Wero Gombong tersebut terpaksa tutup karena tak mendapatkan siswa. Sejak saat itu, Yayasan Purnama yang menaungi sekolah itu, tidak memberikan bantuan apapun untuk pemeliharaan bangunan hingga menjadikannya seperti sekarang ini.

    Para alumni akhirnya sepakat mendirikan Yayasan Alumni Purnama yang mempunyai misi mencari jalan terbaik menyelamatkan  aset bangunan SMA Purnama. Salah satu gagasan yang disepakati, yakni memanfaatkan lahan SMA Purnama sebagai perguruan tinggi. Apalagi, bangunan sekolah yang memiliki 12 lokal itu berdiri di atas lahan kurang lebih 10 ribu meter persegi itu dinilai sangat representatif.

    Namun demikian, Sutiman menyadari, rencana mendirikan perguruan tinggi di sekolah almamater mereka bukannya tanpa kendala. Salah satunya soal status kepemilikan SMA Purnama Gombong yang hingga saat ini masih milik Yayasan Purnama Jawa Tengah dan berkedudukan di Semarang.

    Hanya, bila melihat perkembangannya, sulit mengharapkan Yayasan Purnama mau kembali mengurusi SMA Purnama Gombong. Dari situlah, kemudian terbentuk Yayasan Alumni Purnama yang saat ini sudah berbadan hukum dan telah menyanggupi mengelola SMA Purnama.

    Pendirian Yayasan Alumni Purnama, jelas Sutiman, pun bukan tanpa dasar yang jelas. Mereka saat ini telah mendapat amanah dari para pendiri sekolah SMA Purnama, antara lain H Edi Sugiyono (mantan kasek), H Marsito (alm) , Drs Krismanto, Sri Diyono. H Drs Slamet Prawiro Atmojo. Tokoh-tokoh inilah yang dulunya "urunan" untuk mendirikan SMA Purnama. Sehingga menurut Sutiman, merekalah pemilik SMA Purnama sesungguhnya.

    "Dengan demikian, (status kepemilikan) Yayasan Purnama saat ini ya hanya "benderanya" saja. Pemilik sesungguhnya ya para pendiri sekolah yang dalam hal ini sudah dihibahkan kepada alumni (Yayasan Alumni Purnama)," jelasnya.

    Terkait dengan status kepemilikan itu, Sutiman berharap Yayasan Purnama bisa legowo. Setidaknya, tercapai titik temu diantara kedua belah pihak. "Para alumni terdiri dari orang-orang Gombong yang jelas lebih tahu persoalan dan bagaimana mengelola SMA Purnama," imbuh Sutiman.

    Masih kata Sutiman, untuk rencana mendirikan perguruan tinggi pihaknya telah berkonsultasi dengan  rektor Universitas Indraprasta Jakarta, Prof Dr Sumaryoto, yang asli kelahiran Desa Banyumudal Kecamatan Buayan.

    Di saat bersamaan,  Sutiman juga berharap pemkab Kebumen dalam hal ini, HM Yahya Fuad memberikan perhatian. "Sebagai bupati yang asal Gombong, kami percaya Bupati Fuad dapat memahami pentingnya perguruan tinggi di Gombong yang juga kota pelajar ini," imbuhnya.

    Di saat bersamaan, Sutiman mengatakan, reuni alumni Angkatan 1981 kemarin menjadi yang pertama. Diharapkan tahun depan akan kembali digelar. "Kami merencanakan untuk menggelar bazar sembako murah," ujarnya. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top