• Berita Terkini

    Jumat, 30 Juni 2017

    Tak Kebagian Kuota Program Mudik Gratis, Sejumlah Pemudik di Surakarta Emosi

    DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO
    SOLO – Keinginan sejumlah pemudik asal Eks Karesidenan Surakarta bisa lebih berhemat ketika balik ke ibu kota, gagal. Kuota program mudik gratis nonmotor Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sangat terbatas dan telah habis, Senin (29/6).

    Kemenhub tahun ini mengadakan program mudik gratis 1.000 bus untuk wilayah Jateng dan Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ). Program yang sudah berlangsung beberapa tahun tersebut cukup membantu perantau memangkas biaya pulang ke kampung.

    Namu, lancar pada saat mudik ke Kota Solo dan sekitarnya, ternyata tidak untuk balik ke Jakarta. Pantauan Jawa Pos Radar Solo di lokasi pendaftaran mudik gratis kompleks Terminal Tirtonadi kemarin, antrean mulai mengular sejak pukul 07.00. Padahal layanan pendaftaran baru dibuka pukul 08.00.

    “Saya sudah sejak pukul 06.30 di sini, sudah mulai berdiri antre,” ujar calon peserta mudik gratis Dwi Martini, 23. Dia mendapatkan nomor antrean ke-13. Tapi, hingga satu jam mengantre, Dwi hanya bergeser empat langkah di antrean kesembilan.

    Dwi mengeluhkan pelayanan petugas pendaftaran program mudik gratis sangat lambat. Untuk melayani satu pendaftar, butuh waktu lebih dari sepuluh menit.
    “Syarat yang kita bawa sudah lengkap. Fotokopi KTP (kartu tanda penduduk), KK (kartu keluarga), dan SIM (Surat Izin Mengemudi). Kemarin pas (mudik,Red) dari Jakarta nggak kayak gini juga,” tandasnya.

    Keluhan Dwi juga dirasakan ratusan pemudik lainnya yang berdiri mengantre sepanjang puluhan meter. Suasana antrean memanas ketika beberapa orang calon peserta program mudik gratis menerobos antrean dan memicu teriakan massa.

    Petugas sigap menenangkan massa yang datang dari wilayah Eks Karesidenan Surakarta tersebut. Tenang sesaat, suasana gaduh kembali muncul ketika petugas di loket pembayaran menunjukkan secarik kertas bertuliskan Kuota Hari Ini Tinggal 1 Bus.

    “Katanya ada 1.000 bus, kenapa tinggal satu? Padahal kita sudah antre sejak pagi. Siapa yang pakai (bus lainnya,Red)?,” ucap Muqorrobien,45, sembari mendekati petugas pendaftaran program mudik gratis.

    Menurutnya, sejak pagi, jumlah pendaftar yang dilayani belum mencapai 100 orang. Dengan begitu, seharusnya kuota bus yang terpakai belum banyak. Beberapa kali Muqorrobien melayangkan protes kepada petugas diikuti pemudik lainnya. Bahkan sempat terjadi adu mulut antara pendaftar program mudik gratis dengan petugas pelayanan.
    Pelaksana lapangan program mudik gratis Kemenhub Galih beberapa kali menjelaskan kepada pemudik bahwa kuota program mudik gratis tahun ini sangat terbatas. Sehingga tidak seluruhnya dapat menggunakan program mudik gratis.

    “Program mudik gratis 1.000 bus gratis berlaku untuk Jawa Tengah dan Jogjakarta. Terminal Solo mendapatkan jatah 53 bus. Itu pun dibagi menjadi dua. 25 bus untuk pemudik motor, sedangkan 28 bus untuk pemudik nonmotor. Khusus yang pemudik tanpa motor, kuota tinggal satu bus. Kalau yang pemudik motor masih banyak,” urai Galih.

    Dia menambahkan, program mudik gratis Kemenhub memprioritaskan pemudik yang memilih opsi pulang pergi (PP) Jakarta-Solo, Solo-Jakarta. Mereka telah tercatat secara online maupun offline di database pelaksana program. Peserta juga memegang kartu salinan sebagai bukti telah mendaftar program mudik gratis PP.
    “Nah, yang antre ini (kemarin,Red) sebagaian besar hanya memilih opsi mudik saja. Atau mereka yang baru mendaftar, bukan PP. Yang PP pun, mereka wajib daftar ulang,” ungkap Galih.

    Galih kembali menekankan bahwa kuota mudik gratis nonmotor habis Senin (29/6). Padahal, sesuai jadwal, masa pendaftaran masih dibuka hingga hari ini. Sebab itu, dia mengimbau pemudik yang tidak menggunakan sepada motor, tidak menuju loket pendaftaran dikarenakan kuota telah habis. “Kita hanya bisa menjalankan sesuai kuota. Tidak mungkin menambah lagi,” katanya.

    Di sisi lain, Kemenhub masih membuka kesempatan bagi pemudik yang akan mendaftarkan sepeda motornya untuk diangkut secara gratis ke ibu kota. Hingga pukul 12.30 kemarin, kuota pemudik sepeda motor baru terpenuhi 250 unit, dari 630 unit yang disediakan.

    Habisnya kuota program mudik gratis tersebut direspons buruk para pemudik yang sudah mengantre sejak pagi. Di antaranya Wakirin, 52. Warga Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali itu mengaku kecewa dengan program pemerintah pusat tersebut.

    Bapak dua anak yang mengaku sudah tiga tahun berturut-turut mengikuti program mudik gratis tersebut, kali ini gigit jari. Sebab, Wakirin terpaksa kembali ke Jakarta dengan bus umum dengan harga tiket relatif mahal.

    “Kalau Lebaran, biasanya Solo-Jakarta sampai Rp 350 ribu – Rp 400 ribu. Saya sama istri dan anak. Kalau pakai bus gratis kan bisa meringankan sekali,” tuturnya. Karena itu, Wakirin meminta Kemenhub memperbaiki sistem pelayanan agar pada program mudik gratis tahun bisa lebih baik.

    Untuk informasi, rombongan mudik gratis 1.000 bus akan menuju Jakarta Sabtu (1/7) pukul 09.00. Rencananya, prosesi pemberangkatan juga dihadiri direktorat jenderal (Dirjen) Kementerian Perhubungan dan Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo. (irw/wa)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top