• Berita Terkini

    Sabtu, 13 Mei 2017

    Nasib Tragis Praka Yudha, Anggota Pasukan PBB Asal Kebumen

    Terjerat Utang, Kena Setrap, lalu Tewas


    Karir militer Praka Yudha Prihartanto, 29, anggota pasukan khas TNI-AU Abdulrachman Saleh, ini berakhir tragis. Dia tewas setelah mendapatkan ”pembinaan” dari  tiga seniornya, yaitu Lettu MP; Letda Pas IH; dan Letda Pas AJ, dari Kesatrian Batalyon Komando 464 Malang, Kamis lalu (11/5). Kasus ini baru diungkap ke publik oleh Danlanud Abdulrachman Saleh Marsma TNI Julexi Tambayong, kemarin (12/5).
    ------------------------
    Laporan Radar Malang
    -----------------------

    Dalam keterangannya kemarin, Julexi mengakui peristiwa itu berada di kompleks Lanud Abd Saleh. Hanya anggota TNI-AU yang terlibat dari peristiwa itu, baik korban Praka Yudha Prihartanto maupun Lettu MP; Letda Pas IH; dan Letda Pas AJ, bukanlah anggotanya. Mereka merupakan anggota Paskhas TNI-AU. Saat kejadian itu, para pasukan juga sedang libur. ”Korban juga tidak berpakaian dinas,” ungkap Julexi di ruang Danlanud, kemarin.

    Dia menambahkan, Lettu MP; Letda Pas IH; dan Letda Pas AJ sampai kemarin masih menjalani pemeriksaan di Polisi Militer (Pom) AU. Apakah ketiganya bersalah atau tidak dalam peristiwa ini, bergantung hasil pemeriksaan Pom AU. Tapi jika memang terbukti bersalah, imbuh Julexi, sanksinya bisa pemecatan dari anggota TNI-AU. ”Nanti biar Korpaskhas atau Dispen AU yang menyampaikan,” tandas pria kelahiran tahun 1964 ini.

    Lantas bagaimana kronologinya? Julexi enggan menjawabnya. Alasannya karena kasus ini bukan menjadi kewenangannya. ”Meski pangkalannya masuk wilayah Lanud, tapi beda secara administratifnya. Jadi saya tidak bisa menjelaskan,” dalih mantan Dan Skadron Udara 31 ini.

    Namun dari berbagai sumber Jawa Pos Radar Malang, kematian prajurit asal Kebumen, Jawa Tengah, tersebut berawal ketika dirinya terlilit masalah utang piutang. Tidak dijelaskan dia utang kepada siapa dan jumlahnya berapa.

    Hanya, gara-gara persoalan utang itulah, membuat dia ada masalah psikis. Sehingga atasannya, yakni Pjs Kasiops Paskhas TNI-AU Kapten Pas NP menugaskan kepada tiga perwira muda: Yaitu Lettu MP; Letda Pas IH; dan Letda Pas AJ untuk melakukan pembinaan kepada Praka Yudha.

    Namun, setiap kali ditanya soal utang untuk keperluan apa, jawaban Praka Yudha selalu berbelit-belit. Ini rupanya yang membuat tiga perwira muda itu ”menyetrap” atau memberi hukuman kepada prajurit kelahiran 3 Oktober 1988 tersebut. Praka Yudha akhirnya dimasukkan di dalam salah satu barak dengan kondisi terkunci.

    Saat di dalam kamar barak, Yudha kabur melalui kaca nako jendela. Namun, ketiga seniornya itu kembali berhasil menangkapnya. Rupanya, gara-gara kabur, seniornya geram hingga diduga melakukan hukuman fisik. Terbukti, sejumlah luka ada di tubuh Yudha. Mulai di wajah, punggung, leher, hingga (maaf) pantat. Itu terlihat dari beberapa foto  yang diterima Jawa Pos Radar Malang. Bahkan kabarnya, saat dihukum fisik, tangan Yudha diikat kain dan diikat ke sebuah tiang. Setelah itu, Yudha kembali dimasukkan ke kamar barak dalam kondisi tangannya diikat. Sekitar pukul 11.05, Yudha minta izin keluar barak untuk ke kamar mandi.

    Nah, Letda AJ yang menjaga Yudha mengizinkan dan mengawal hingga ke kamar mandi. Usai keluar dari kamar mandi, dikabarkan, Yudha lepas dari kawalan dan lari ke baraknya untuk mengambil pisau komando. Bahkan, Yudha sambil menenteng pisau komando seolah bunuh diri.

    Sehingga Letda Pas AJ meminta bantuan perwira lain untuk menangkap Yudha. Namun, sebelum ditangkap kembali, Yudha sempat menyayatkan pisau ke lehernya. Melihat kondisi Yudha yang penuh luka, para seniornya itu segera membawanya ke RS Abdul Munir di kompleks Lanud Abdulrachman Saleh, sekitar pukul 11.26.

    Sayangnya, baru beberapa menit sampai di rumah sakit, tepatnya pukul 11.28, nyawanya sudah tidak  tertolong karena perdarahan hebat. Jenazah korban pada sore harinya langsung dibawa ke kampung halamannya di Kebumen melalui jalur darat. Kemarin (12/5), sekitar pukul 14.00, jenazahnya sudah dimakamkan. ”Kami menyampaikan permohonan maaf dan turut berduka cita kepada keluarga almarhum atas meninggalnya Praka Yudha Prihartanto,” tulis KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto SIP dalam rilis resminya tadi malam.

    Dalam kasus ini, KSAU sudah menugaskan Komandan Korpaskhas untuk melakukan penyelidikan di Malang. ”Kami tidak ingin ada kesan kasus ini ditutupi dari kejadian yang sebenarnya,” tulis Kepala Dinas Penerangan AU Marsma Jemi Trisonjaya, tadi malam.

    Sementara dari data yang diterima Jawa Pos Radar Malang, Praka Yudha Prihartanto bukanlah prajurit biasa. Sebab pada 2015 lalu, dia pernah menjadi anggota kesiapan pasukan perlengkapan satgas TNI Garuda untuk Lebanon menjadi pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (jaf/c2/abm)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top