• Berita Terkini

    Senin, 17 April 2017

    Masih Kejar Pengintai Novel

    JAKARTA – Harapan besar publik agar kasus penyiraman air keras yang dialami penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan cepat terungkap mesti dipendam sementara. Sebab, pihak kepolisian sampai saat ini belum berhasil menyergap lokasi persembunyian 2 orang terduga pengintai rumah Novel. Padahal, polisi sudah mendapat foto terduga pengintai lengkap dengan identitas kendaraan.


    Kepala Bidang Humas (Kabidhumas) Mapolda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menyatakan, sejauh ini terduga pengingai itu masih dalam pengejaran. Dia pun masih menutup rapat-rapat dimana lokasi pengejaran yang dimaksud. ”Masih dalam pengejaran. Belum tertangkap juga. Nanti kalau saya utarakan kabur dong,” ungkapnya kepada Jawa Pos, kemarin (16/4).


    Bagaimana dengan saksi? Arggo menyebut pihaknya belum menggagendakan penambahan saksi. Saksi yang diperiksa penyidik masih 16 orang. ”Saksi belum ada penambahan,” tambah dia. Argo meminta publik untuk tetap tenang. Dia menyebutkan, penyidik tidak diam. Penyidikan terus berjalan. ”Biarkan penyidik bekerja dulu,” terang mantan Kabidhumas Polda Jawa Timur ini.


    Kinerja polisi yang cenderung lambat itu memang disebabkan minimnya barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara. Juga tidak ada saksi fakta saat kejadian penyiraman air keras berlangsung. Rekaman closed circuit television (CCTV) di rumah Novel yang dianalisa penyidik pun tidak membantu banyak proses penyidikan tersebut.

    Aktivis Indonesian Legal Roundtable (ILR) Erwin Natosmal Oemar menilai tidak ada keseriusan aparat penegak hukum untuk membongkar kasus-kasus teror yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi. Pihaknya pun pesimistis pelaku dan aktor intelektual penyiraman terhadap Novel bisa tertangkap. ”Dalam kasus tidak berprikemanusiaan seperti ini publik jangan berekspektasi terlalu besar,” ujarnya.


    Kasus teror yang menimpa ikon antikorupsi memang belum ada satupun yang terungkap. Misal dialami aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama Satrya Langkun pada Juli 2010 silam. Tama diserang orang tidak dikenal di Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan saat dini hari. Penyerangan itu diduga berkaitan dengan profil Tama yang lantang mengungkap rekening janggal jenderal polisi waktu itu.


    Sekian banyak ancaman yang dialami Novel selama menjadi penyidik KPK juga belum ada yang terungkap. Padahal, pengungkapan itu bisa menjadi pintu masuk untuk aparat terkait mengungkap siapa pelaku teror. Apalagi, bila ternyata terungkap adanya pihak luar yang memang menyimpan dendam terhadap Novel. ”Semua itu tidak jelas rimba dam penuntasannya,” sindirnya.


    Sementara itu, dukungan untuk penyidik KPK Novel Baswedan masih terus berdatangan. Pagi kemarin (16/4), para pemuda yang menamakan diri Koalisi Save KPK membuat aksi di car free day Jalan Sudirman.


    Mereka membuat aksi simbolis untuk dukungan bertajuk Guardian of KPK. Ada lima pemuda yang mengenakan kostum tokoh komik. Seperti Deadpool, Batman, Power Rangers, dan Deadstroke. Mereka berjalan diantara masyarakat yang mengabiskan Minggu paginya di sekitar Bundaran Hotel Indonesia itu.


    ”Ini bentuk gimmick saja. Kan ada Guardian of The Galaxy. Nah ini kami sebut Guardian of KPK,” ujar Tibiko Zabar Pradano, koordinator aksi. Aksi tersebut diikuti oleh perwakilan dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Sekolah Anti Korupsi, dan komunitas anti korupsi dari Tangerang. ”KPK juga perlu membentuk tim internal untuk mengawal para penyidiknya,” tambah dia.


    Tibiko menuturkan selama ini teror pada penyidik KPK memang sudah cukup sering. Tapi, penyelesaian kasus teror tersebut belum pernah terselesaikan tuntas. ”Aksi ini untuk mengingatkan terus kalau aksi untuk Novel itu yang terakhir kalinya. Untuk itu harus diusut tuntas. Kami mendesak polisi agar serius menangkap pelaku,” ujar aktivis ICW tersebut.


    Dia menyebutkan aksi pelemahan terhadap KPK bukan hanya dengan teror saja. Tapi, ada pula rencana untuk revisi undang-undang 30/2002 tentang KPK. ”Karena revisi itu arahnya melemahkan KPK. Kami juga bikin aksi dukungan pada KPK saat itu,” tambah dia.


    KPK selama ini hampir selalu banjir dukungan pada saat mendapatkan tekanan atau teror. Pasca serangan air keras terhadap Novel itu hampir semua aktivis anti korupsi sampai presiden langsung bereaksi keras dan mendukung KPK.


    Disisi lain, kondisi Novel kemarin terpantau normal. Tidak ada perubahan kondisi yang signifikan dari pagi sampai sore. Tim dokter rencananya akan melakukan pengecekan hari ini untuk menentukan apakah mata Novel perlu dioperasi atau tidak. ”Info terbaru kemungkinan besok (hari ini, Red), untuk detailnya,” kata kakak kandung Novel, Taufik Baswedan saat dihubungi Jawa Pos. (tyo/sam/jun)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top