• Berita Terkini

    Rabu, 12 April 2017

    Di Mata Tetangganya, Pelaku Teror Banyumas Dikenal Nekat

    PURBALINGGA- Masyarakat Desa Karangaren Kecamatan Kutasari benar- benar tak menduga salah satu warganya harus berurusan dengan polisi layaknya seorang teroris. Mohammad Ibnu Dar (22) yang sudah lama tinggal sebatangkara dikenal tertutup dengan warga. Lingkungan hanya tahu Ibnu masih bekerja di salah satu perusahaan kayu di Padamara dan usai pulang kerja langsung masuk ke rumah.

    Anak pasangan Darsono (73) dan Ngadiroh (almarhum) ini memilih tidak mengikuti jejak kakaknya yang diluar kota. Bahkan ayahnya diketahui juga sudah bekerja di Jakarta sejak lebih dari setahun lalu.

    “Pernah kurang lebih sebulan lalu, ada kakaknya datang ke rumah. Namun saya tidak tahu apa yang dilakukan mereka. Ada kabar kakaknya itu membujuk Ibnu agar ikut ke Jakarta, namun ditolak. Bahkan Ibnu menganggap sudah tidak memiliki saudara,” ungkap, Amin salah satu tetangga rumah.
    Warga lainnya, Muklani mengatakan, Ibnu sendirian karena ibunya telah meninggal dua tahun lalu dan ayahnya tinggal di Jakarta bersama kakak Ibnu. Sedangkan dua saudaranya tinggal di daerah lain.

    Misalpun ada temannya, warga juga sangat asing dan bahkan tamu yang pernah ada juga misterius. Ibnu mulai menjadi perhatian warga ketika lebih dari sebulan lalu dirinya bersitegang dengan pemuda desanya.

    "Dia pernah mencabut dan membakar papan banner makam Mbah Agung, tokoh sesepuh kampung yang dihormati warga. Kami tahu kalau dia yang merusak karena dia sendiri meninggalkan pesan di kertas yang isinya, ‘Yang bertanggung jawab Ibnu’. Kami pernah menegurnya, tapi dia ngeyel, katanya thogut," kata Muklani dan beberapa warga lainnya.

    Sejumlah tetangganya juga tak begitu paham sejak kapan Ibnu mengalami perubahan perilaku dan pergaulan. Karena sejak insiden di makam salah satu sesepuh desa, baru menjadi perhatian warga.

    “Yang saya pernah tahu, pernah sesekali Ibnu adu mulut dengan warga dan mengaku tidak takut pada hukum buatan manusia. Dia mengatakan hanya takut dan mengakui hukum Tuhan. Ibnu pernah juga mengatakan tidak mengakui NKRI, tapi selalu menyebut ISIS itu sebagai saudaranya dengan dalil-dalil,” tambahnya.

    Hingga usai penggeledahan kemarin, tidak ada keluarga yang ikut menyaksikan. Karena Ibnu memang sebatangkara dan nyaris tidak memiliki saudara di sekitarnya. Hingga akhirnya pada pukul 16.35, sejumlah warga yang penasaran ikut masuk ke dalam rumah dan melihat isi rumah usai polisi meninggalkan lokasi itu. (amr)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top