PURWOREJO- Bupati Purworejo, Agus Bastian SE MM mengaku siap melakukan pengembangan terhadap kawasan Bentem Pendem. Seiring pengembangan NYIA di Kulonprogo, kawasan Bagelen menjadi lokasi yang paling dekat. Hal itu harus diimbangi dengan adanya obyek wisata menarik.
"Kedepan akan kami kelola lebih maksimal. Kalau nanti penataannya sudah jadi dan bagus. Saya ingin menggelar pertunjukan musik jazz di Benteng Pendem," kata Bupati.
Pengembangan Benteng Pendem
yang merupakan peninggalan tentara Jepang di Dusun Kalimaro, Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen sebagai tujuan wisata terkendala beberapa masalah.
"Kedepan akan kami kelola lebih maksimal. Kalau nanti penataannya sudah jadi dan bagus. Saya ingin menggelar pertunjukan musik jazz di Benteng Pendem," kata Bupati.
Pengembangan Benteng Pendem
yang merupakan peninggalan tentara Jepang di Dusun Kalimaro, Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen sebagai tujuan wisata terkendala beberapa masalah.
"Ada tiga masalah utama dalam pengembangan Benteng Pendem yaitu infrastruktur jalan, listrik dan air. Titik pusat kunjungan ada di bagian yang paling atas dan tidak ada sumber air yang dekat," ungkap Kepala Desa Bapangsari, Kustono dalam kesempatan tilik desa Pemkab Purworejo di Bapangsari.
Kebutuhan air, lanjut Kustono, amat mendesak karena menjadi tidak adanya fasilitas toilet di tempat itu. Kalaupun menumpang di rumah warga jaraknya relatif jauh. Hingga saat ini, perawatan terhadap benteng juga tidak masimal.
"Terdapat 26 benteng aneka bentuk dan fungsi, baru 14 benteng saja yang sudah digali. Sisanya belum mendapat perawatan karena sulitnya akses dan tertutup tanah dan infrastruktur. Terus terang kita terkendala uang dan situasi," tambah Kustono.
Dikatakan, pihak desa telah membentuk kelompok pengelola 6 tahun silam tapi hanya bisa berjalan di tempat. Dan kini, mereka melakukan terobosan dengan menggandeng dua desa tetangga yakni Dadirejo dan Tlogokotes untuk mengusulkan bantuan ke provinsi.
"Kami minta bantuan senilai Rp 1,6 miliar ke provinsi untuk beberapa pekerjaan di sekitar benteng. Selain tiga masalah yang ada, kami juga ingin memperluas terminal sehingga kendaraan bisa leluasa parkir," tambahnya.
Kustono meyakini jika Benteng Pendem ditangani maksimal, mampu menarik wisatawan dan tidak kalah dengan obyek wisata di kabupaten tetangga. "Benteng sendiri memiliki pemandangan menarik dan punya nilai sejarah yang tinggi," tandasnya. (ndi)
Kebutuhan air, lanjut Kustono, amat mendesak karena menjadi tidak adanya fasilitas toilet di tempat itu. Kalaupun menumpang di rumah warga jaraknya relatif jauh. Hingga saat ini, perawatan terhadap benteng juga tidak masimal.
"Terdapat 26 benteng aneka bentuk dan fungsi, baru 14 benteng saja yang sudah digali. Sisanya belum mendapat perawatan karena sulitnya akses dan tertutup tanah dan infrastruktur. Terus terang kita terkendala uang dan situasi," tambah Kustono.
Dikatakan, pihak desa telah membentuk kelompok pengelola 6 tahun silam tapi hanya bisa berjalan di tempat. Dan kini, mereka melakukan terobosan dengan menggandeng dua desa tetangga yakni Dadirejo dan Tlogokotes untuk mengusulkan bantuan ke provinsi.
"Kami minta bantuan senilai Rp 1,6 miliar ke provinsi untuk beberapa pekerjaan di sekitar benteng. Selain tiga masalah yang ada, kami juga ingin memperluas terminal sehingga kendaraan bisa leluasa parkir," tambahnya.
Kustono meyakini jika Benteng Pendem ditangani maksimal, mampu menarik wisatawan dan tidak kalah dengan obyek wisata di kabupaten tetangga. "Benteng sendiri memiliki pemandangan menarik dan punya nilai sejarah yang tinggi," tandasnya. (ndi)
Berita Terbaru :
- Banteng Kebumen FC Optimis Hadapi Soekarno Cup 2025
- Polres Kebumen Sembelih 7 Ekor Sapi dan 2 Ekor Kambing
- Satu Sapi Kurban dari Presiden Prabowo Disalurkan untuk Ponpes Al Falah
- Rayakan Usia 55 Tahun, Mitsubishi Fuso Berikan Penghargaan Kepada Konsumen
- QRIS Satukan Transaksi Digital, UMKM Kebumen Semakin Mudah Jualan
- TMMD Bangun Jalan Rabat Beton di Desa Tugu
- Luncurkan Jersey Baru, Kebumen Angels Optimis Tatap Musim 2025