• Berita Terkini

    Minggu, 31 Juli 2016

    Suka Mendalang Sejak Anak-anak

    Nama Bambang Budiyono dimata seniman di Kabupaten Kebumen sudah tak asing lagi. Pria berusia 59 tahun ini, selain salah satu dalang kenamaan juga karena kemampuannya memainkan instrumen alat musik tradisional, khususnya gending.

    Semua instrumen gending dia kuasai. Tak heran, dia sering didapuk untuk sekedar memberikan pelatihan 'nggending' maupun menjadi pengrawit untuk mengiringi berbagai acara kesenian.

    Bapak empat anak ini, mengaku menyukai terhadap seni tradisional sejak masa kanak-kanak. Bambang kecil selalu mengikuti ayahnya yang juga seorang dalang. Jika ayahnya sedang 'ditanggap', dia selalu setia membantu ayahnya menyiapkan tokoh-tokoh wayang yang akan digunakan. Sejak kelas empat SD, dia dipercaya mendiang ayahnya untuk menjadi dalang kedua.

    "Kalau jaman dulu kan mayangnya itu siang malam. Kalau saya disuruh mayang siangnya. Bapak saya yang malamnya," tutur kakek dari dua cucu ini.

    Bambang Budiyono mandiri menjadi dalang sejak duduk dibangku kelas lima SD. Saat itu, dia merupakan dalang cilik yang sangat diperhitungkan. Bukan hanya mendalang di wilayah Kabupaten Kebumen, tapi sepak terjangnya telah sampai ke Jambi dan sejumlah kota lain di Sumetra maupun Kalimantan.

    Bakat seninya yang terasah sejak kecil membuat pria asal Desa Jatijajar Kecamatan Ayah ini mampu berimprovisasi dalam berkesenian. Bersama Kakak dan adiknya, dia menciptakan seni Ketopyang. Yakni kesenian gabungan dari ketoprak dan wayang, atau disingkat Ketopyang. Seni Ketopyang ini merupakan kesenian yang membawa cerita ketoprak, namun ditampilkan dengan wayang.

    "Tokoh-tokohnya ya tokoh ketoprak seperti Anglingdarma, Minakjinggo, Damarwulan dan lain-lain yang kita buatkan wayangnya dan ditampilkan seperti wayang," ujar pensiunan Kasi Trantib Kecamatan Rowokele.

    Bambang mengaku, tokoh-tokoh dalam ketopyang dia desain dan dibuatnya sendiri bersama kedua saudaranya. Namun sayang, sejak sang Kakak meninggal, seni Ketopyang ini kurang mendapat perhatian.

    Selain wayang, Bambang Budiyono juga mahir 'ngetoprak'. Semasa dia menjabat Kasi Trantib di Kecamatan Karanganyar, dia mengajarkan ketoprak kepada sejumlah kepala desa untuk ditampilkan pada event besar. "Sampai sekarang juga masih banyak yang minta dilatih," ucap pria humoris ini.

    Kesenian Jemblung dia kuasai juga, bahkan dikatakan dia merupakan seniman yang benar-benar paham tentang kesenian asli Kebumen itu. Dan masih banyak kesenian tradisional lainnya yang dikuasainya.

    "Jemblung itu ada kaitannya dengan sejarah. Makanya tidak bisa sembarangan kalau kita lagi main jemblung," imbuhnya.

    Untuk melakukan pengkaderan, dirumah tinggalnya di Desa Jatijajar, Bambang Budiyono mendirikan sanggar kesenian. Sanggar yang diberi nama Sanggar Langen Santi Budaya mengajarkan berbagai pelajaran tentang seni dan budaya. Mulai dari tulisan jawa, membaca huruf jawa, belajar nggending, dalang dan lain-lain.

    Pria yang juga pengurus Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen ini, juga merupakan dalang ruwat yang saat ini sudah sangat jarang. Karena persyaratan untuk menjadi dalang ruwat tidak mudah, salah satunya belum pernah berzina.

    "Saya tidak akan berhenti di budaya sebelum saya mati. Saya akan mengabdikan diri kepada bangsa dan negara ini melalui kesenian. Walaupun saya sudah pensiun dari kerjaaan saya," tandasnya. (ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top