• Berita Terkini

    Minggu, 22 Mei 2016

    Keong Mas Serang Tanaman Padi

    IMAM/ESKPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Para petani di Kabupaten Kebumen kini mulai dicemaskan dengan meningkatnya populasi keong mas. Hewan moluska yang mempunnyai nama latin Pomacea canaliculata itu memang memangsa tanaman padi yang baru ditanam.

    Akibat ganasnya serangan hama keong, petani harus melakukan penanjangan atau menggantikan tanaman padi yang mati dengan tanaman baru. Bahkan beberapa petani mengaku harus melakukan penanaman ulang.

    Seperti yang dituturkan Wagino (40), salah seorang petani warga Kelurahan Tamanwinangun Kecamatan Kebumen. Sekali mengambil keong mas di sawah yang dikelolanya, Wagino mengaku sanggup mengumpulkan satu ember ukuran sedang. Kendati sudah kerap diambil, namun keong akan kembali memadati sawahnya, pada esok harinya . "Ini sangat sulit untuk dibasmi, hingga kini saya sendiri belum tahu apa obatnya," tuturnya kepada Ekspres, Jumat (20/5).

    Lebih lajut dijelaskan, yang dapat dilakukan oleh petani hanya mengambil keong secara manual dari sawah. Keong kemudian dilempar ke jalan agar mati tergilas kendaraan. Beberapa petani juga ada yang memberikan keong kepada para peternak untuk dijadikan pakan bebek. "Untuk mengambil keong sangat menguras waktu dan melelahkan, jika dikerjakan oleh orang lain tentunya membutuhkan ongkos," katanya.

    Hal senada juga disampaikan oleh H Sodiman (40) salah satu petani warga Desa Kebulusan Kecamatan Pejagoan. Menurutnya hama keong mas memang sedang sangat mewabah. Keong mas paling menyukai tanaman pada yang masih muda. Jika tanaman padi dimakan hingga bagian pangkal maka bisa dipastikan tanaman akan mati. “Kalau sudah demikian, maka tanaman harus diganti dengan yang baru,” paparnya.

    Sementara itu, menurut salah satu penggiat pertanian organik Kebumen, Ir Purnomo Singgih menyampaikan, untuk menanggulangi hama keong mas, dapat menggunakan beberapa bahan sederhana, seperti garam krosok, daun patah tulang, nasi kering (sega king) yang dicampur abu gosok. Dijelaskannya untuk garam krosok, dosis yang diperlukan adalah 25 kilogram per hektar, sedangkan untuk sega aking harus dicampur abu gosok dan ditebar kesawah. Hal serupa juga dilaksanakan, saat menggunakan daun patah tulang. Daun dihancurkan dan di sebar ke area persawahan. “Silahkan pilih salah satu, diantaara tiga cara tersebut,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top