• Berita Terkini

    Kamis, 26 Mei 2016

    Bocah 5 Tahun Diduga Disiksa Mantan Pacar Ibu

    ANGGA PURENDA/RADARSOLO
    KLATEN – Luka memar di beberapa bagian tubuh mungil FR, 5, mengundang kecurigaan sang ibu, Wulan Triastuti, 32. Ternyata, murid pendidikan anak usia dini (PAUD) tersebut diduga mendapat perlakuan keji dari pacar Wulan, SP.

    Peristiwa itu bermula ketika SP menjemput FR di rumah Wulan Dusun Kwaren RT 02 RW 01, Desa Kwaren, Kecamatan Ngawen, Kamis (28/4). SP berdalih ingin mengenal lebih dekat FR dan mendidik anak agar tidak manja. Duda dua anak ini juga menjanjikan akan mempersunting Wulan.

    Tanpa curiga Wulan mengizinkan SP membawa FR menginap di rumahnya di Dusun Kemit, Desa Pepe, Kecamatan Ngawen selama lima hari. Selama itu pula, FR diduga disiksa.
    “Saat saya mau memandikan FR, kok ada luka dibadannya. Ada seperti bekas gigitan di dada dekat puting dan perut, serta memar di bagian paha. Kalau dari pengakuan dari anaknya karena dipukul dengan gagang sapu,” ucap Wulan ditemui di rumahnya, Rabu (25/5).

    Dia kemudian merayu FR agar bersedia bercerita apa saja yang dialaminya selama tinggal di rumah SP. Betapa terkejutnya Wulan mendengar penuturan sang anak. FR mengaku pipi kananya memar karena ditampar SP. Bukan hanya itu, rambut dan telapak kakinya disundut korek apik.

    Belum berhenti, bagian daun telinga dan bibir diduga digigit SP lalu mencekik di bagian pangkal leher.
    Lebih sadis lagi, FR dipaksa meminum urinenya sendiri. “Kalau sampai menangis, tangan dan mulutnya diplester,” ucap Wulan.

    Di tengah perasaan yang campur aduk, Wulan sempat menanyakan alasan perlakuan kasar SP terhadap FR dan dijawab enteng. SP mengatakan, tindakan tersebut bagian dari caranya mendidik FR agar tidak manja.

    Apakah selama tinggal dengan SP, FR tak pernah dijenguk? Wulan menuturkan, setiap pagi dia memastikan kondisi anaknya. Ada perubahan dari sikap FR yang tadinya periang, menjadi pendiam. Tapi kala itu dia belum curiga.

    Nah, pada Kamis (5/5), SP dan keluarganya mengajak Wulan dan FR piknik. Pulang dari rekreasi, Wulan mendapat kesempatan membawa pulang FR. Terungkaplah dugaan penyiksaan bocah tersebut.

    Sejak kapan menjalin hubungan asmara dengan SP? Wulan menuturkan Oktober 2015 ketika dirinya masih bekerja di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Klaten. Kala itu, SP kerap membeli premium di SPBU tempat Wulan bekerja.

    Hubungan keduanya kain dekat. SP menjanjikan akan menikahi wulan dan memberikan nafkah senilai Rp 2 juta per bulan. “Tapi nyatanya saya hanya diberikan Rp 100 ribu tiap minggu untuk hidup saya dan anak,” tutur Wulan. Setelah kejadian yang menimpa FR. Wulan memutuskan hubungan asmaranya dengan SP.
    Atni Widawati, ibunda Wulan menambahkan, dugaan penganiayaan terhadap cucunya telah dilaporkan ke Polres Klaten pada Jumat (6/5). “Setelah (FR, Red) divisum, saya lapor polisi,” tegasnya.

    Keluarga berharap Polres Klaten segera menindaklanjuti laporan tersebut. Sebab hingga kemarin, FR masih trauma dan ketakukan ketika ditinggal sang nenek keluar rumah. “Saya minta pelaku bisa dihukum seberat-beratnya,” ucap Atni.

    Kapolres Klaten AKBP Faizal menjelaskan, laporan dugaan penganiayaan FR masuk ke Satreskrim Polres Klaten, Kamis 25/5. Dirinya berjanji segera menindaklanjutinya.
    “Kemarin kami masih fokus dengan kasus kekerasan seksual di Jatinom. Ini masih kita koordinasikan dengan Kasatreskrim,” ungkap Faizal. (ren/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top