• Berita Terkini

    Jumat, 19 Juni 2015

    Berkenalan dengan Bambang Gunawan, Dokter Spesialis Penggagas Alian Butterfly Park

    Demi "Kupu-kupu Sahabatnya," Rela Bangun Taman Mewah


    Berkenalan dengan Bambang Gunawan, Dokter Spesialis Penggagas Alian Butterfly Park
    SUDARNO AHMAD/EKSPRES
    Kisah menarik Bambang Gunawan, dokter spesialis kebidanan dan kandungan asal Alian, yang tiba-tiba jatuh cinta terhadap kupu kupu. Tak tanggung-tanggung karena jatuh cintanya yang sangat mendalam, pria yang juga pendiri museum keris ini akhirnya mendirikan Taman Kupu Kupu Alian (Alian Butterfly Park).
    --------------------------------

    SUDARNO AHMAD, Alian
    -----------------------------

    HELENA bukanlah nama noni Belanda yang sedang plesiran di obyek wisata tertua di Kebumen, Pemandian Air Panas Krakal, yang berada di Desa Krakal, Kecamatan Alian. Air Panas Krakal konon kabarnya sudah menjadi daya tarik wisata bagi bangsawan Belanda yang ketika itu menduduki wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Kebumen. Buktinya sumber air panas itu dibangun demikian megahnya oleh kaum penjajah Belanda dengan gaya arsitektur art deco.

    Namun sayangnya, kemegahan bangunan itu kini tidak lagi tersisa sedikitpun. Padahal seharusnya kemewahan bangunan bergaya art deco yang menaungi fenomena unik Sumber Air Panas Krakal dapat dikelola menjadi obyek wisata yang berdaya jual tinggi. Cerita tentang keindahan bangunan dan keunikan Air Panas Krakal itu dituturkan oleh dokter Bambang Gunawan SpOG.

    Pria yang akrab disapa BG oleh kawan-kawan seprofesinya ini lahir dan tumbuh dewasa di lingkungan obyek wisata Sumber Air Panas Krakal. Kediamannya berada di sisi selatan obwis dan hanya terpisahkan oleh lapangan sepak bola. Meski telah lama meninggalkan kediamannya untuk mengabdikan dirinya sebagai seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan, namun perhatiannya terhadap kemajuan obwis ini tidak pernah sirna.

    Baginya obwis ini seperti seorang gadis desa yang memiliki pesona namun masih belum bersolek. Pesona keunikan kandungan airnya mungkin tiada duanya, selain mengandung sulfur air panas ini juga memiliki kandungan natrium klorida yang berasa asin. Keunikan inilah yang menurut BG harusnya dapat dimaksimalkan menjadi daya tarik wisata.

    Kembali pada cerita tentang helena. Helena adalah nama spesies kupu-kupu dari genus Troides. Jenis ini termasuk salah satu jenis kupu-kupu dilindungi menurut Peraturam Pemerintah No. 7 Tahun 1999. Salah satu alasan ilmiah dimasukkannya jenis ini sebagai satwa dilindungi adalah adanya penurunan jumlah populasi akibat semakin menipisnya ketersediaan tumbuhan pakan di habitat alaminya.

    Sebagaimana diketahui, kupu-kupu ini pada fase instar (ulat) hanya mengkonsumsi satu jenis tumbuhan, yaitu daun sirih hutan (Aristolochia tagala). Sedangkan pada fase imago (kupu-kupu) sumber pakan bukan menjadi masalah karena dapat berasal dari nektar dari beragam jenis bunga yang dengan mudah dapat dijumpai dimanapun.

    Keanggunan dan keindahan kupu-kupu helena rupanya telah memikat hati dokter spesialis kandungan ini untuk turut melestarikannya. Ketertarikannya bermula ketika bulan Agustus 2014 yang lalu ikut melepaskan puluhan ekor kupu-kupu ini ke alam bebas. Kupu-kupu yang dilepaskan berasal dari ratusan kepompong yang bergelantungan di ranting tanaman sirih hutan di samping rumah peristirahatannya di Dusun Kalikudu Desa Kalirancang, Kecamatan Alian. Sirih hutan tersebut ditanam untuk tujuan pelestarian dan kupu-kupu troides helena. Sebelumnya tidak seekor pun kupu-kupu helena terlihat di sekitar pemukiman ini.

    Kenangan manis bersama helena rupanya begitu membekas hingga akhirnya di penghujung tahun 2014, dokter spesialis ini membulatkan tekad untuk mulai membangun taman mewah bagi helena dan sahabat-sahabatnya. Kemewahan taman ini setidaknya sepadan dengan kemegahan bangunan Pemandian Air Panas Krakal tempo dulu ketika masih bergaya art deco.

    Bukan hanya itu saja, areal dibawah tegakan jati miliknya seluas tiga hektar secara bertahap ditanami beragam jenis tanaman pakan ulat dan kupu-kupu. Pendek kata, seluruh lahan miliknya di sekitar Pemandian Air Panas Krakal akan dipersiapkan menjadi taman kupu-kupu indah nan luas. Dokter spesialis ini memimpikan suatu saat kelak Taman Kupu-kupu miliknya, Alian Butterfly Park, akan mendorong pengelola Sumber Air Panas Krakal untuk berbenah agar keduanya bersanding bak pengantin agung yang menyedot perhatian banyak kalangan.

    Taman Kupu-kupu dan Sumber Panas Air Krakal diharapkan menjadi sebuah kawasan wisata yang mempesona noni-noni Belanda dan konco-konconya untuk berkunjung.  "Mimpi kita, bukan hanya untuk warga Kebumen saja, tetapi untuk juga untuk Jawa Tengah, Nusantara. Bahkan akan menjadi pusat penelitian kupu-kupu global," tegasnya, beberapa waktu lalu.(*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top