![]() |
YERRY NOVEL/RADAR SLAWI |
"Awalnya saya tertarik mengikuti pengajiannya, tapi lama-kelamaan, perkumpulan ini justru menyesatkan," kata salah satu korban, Abdul Mufid, 60, warga Desa Dukuhwaru, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, saat melaporkan dugaan perkumpulan aliran sesat itu ke Mapolsek Dukuhturi.
Dia membeberkan, pengajian itu dipimpin oleh Sisyanto, 45, alias Kyai Hambali alias Panglima Cirebon. Sisyanto merupakan warga Desa Grogol, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal. Sejak 3 tahun silam, Abdul Mufid mengaku menjadi jamaah di perkumpulan itu. Menurutnya, alasan kenapa dirinya bergabung lantaran ingin mendapatkan pekerjaan selepas dirinya pensiun dari dinas tempatnya bekerja.
"Tapi sampai sekarang saya belum juga mendapatkan pekerjaan. Malah ajarannya semakin aneh," tuturnya.
Keanehan yang dirasakan yakni, dirinya diminta memberikan mahar berupa paku emas, kalung, dan jimat. Jumlah total yang sudah dia keluarkan untuk membeli barang-barang tersebut, sekitar Rp 10 juta. Semula, dirinya menuruti semua permintaan Susyanto. Namun, dia merasa aneh ketika seluruh pengikut atau anggota Susyanto diminta untuk bersetubuh dengan sesama anggota yang bukan suami istri.
"Padahal bukan suami istri, tapi malah disuruh bersetubuh. Kan aneh," cetusnya.
Selama ini, lanjut dia, kegiatan yang dilakukan perkumpulan itu hanya minum kopi, berbincang-bincang, dan mendengarkan ceramah dari Susyanto. Jumlah pengikutnya lebih dari 100 orang. Mereka berasal dari berbagai tempat. "Kami tidak ingin menjadi sapi perah, makanya kami melaporkan kejadian ini ke Polisi," ujarnya.
Kapolsek Dukuhturi, AKP Yuliantoro mengaku sudah menerima laporan dari para korban yang juga anggota dari perkumpulan tersebut. Namun, dirinya belum bisa memastikan dugaan aliran sesat itu. Sebab, laporan yang disampaikan oleh para korban tidak dilampiri dengan bukti.
"Kalau sudah ada bukti, kami akan mengembangkan dan segera melakukan pemeriksaan terhadap pelaku," tandasnya. (yer)
"Tapi sampai sekarang saya belum juga mendapatkan pekerjaan. Malah ajarannya semakin aneh," tuturnya.
Keanehan yang dirasakan yakni, dirinya diminta memberikan mahar berupa paku emas, kalung, dan jimat. Jumlah total yang sudah dia keluarkan untuk membeli barang-barang tersebut, sekitar Rp 10 juta. Semula, dirinya menuruti semua permintaan Susyanto. Namun, dia merasa aneh ketika seluruh pengikut atau anggota Susyanto diminta untuk bersetubuh dengan sesama anggota yang bukan suami istri.
"Padahal bukan suami istri, tapi malah disuruh bersetubuh. Kan aneh," cetusnya.
Selama ini, lanjut dia, kegiatan yang dilakukan perkumpulan itu hanya minum kopi, berbincang-bincang, dan mendengarkan ceramah dari Susyanto. Jumlah pengikutnya lebih dari 100 orang. Mereka berasal dari berbagai tempat. "Kami tidak ingin menjadi sapi perah, makanya kami melaporkan kejadian ini ke Polisi," ujarnya.
Kapolsek Dukuhturi, AKP Yuliantoro mengaku sudah menerima laporan dari para korban yang juga anggota dari perkumpulan tersebut. Namun, dirinya belum bisa memastikan dugaan aliran sesat itu. Sebab, laporan yang disampaikan oleh para korban tidak dilampiri dengan bukti.
"Kalau sudah ada bukti, kami akan mengembangkan dan segera melakukan pemeriksaan terhadap pelaku," tandasnya. (yer)
Berita Terbaru :
- Warga Tirtomoyo Gelar Sadranan, Sekaligus Peringatan Hari Jadi
- Ribuan Jamaah Hadiri Tabligh Akbar PCM Kecamatan Sadang
- Memetri Bumi, Warga Ginandong Nanggap Wayang Kulit
- Dalang Eko Suwaryo Meriahkan Memetri Bumi di Klirong
- Nelayan Jadi Korban Tabrak Lari di Jalur Logending
- Jadi Calon Tunggal, Zubair Syamsu Resmi Maju Jadi Caketum KONI
- Truk Vs Truk di Jalur Kebumen-Purworejo, Satu Meninggal Dunia