• Berita Terkini

    Kamis, 03 Desember 2015

    Tenteng Senpi dari Tegal ke Boyolali, Guru Ditembus Peluru Murni Bunuh Diri

    TRI WIDODO/RASO
    BOYOLALI – Misteri kematian Suharso, 49, terungkap. Mantan guru honorer ini tewas karena bunuh diri dengan cara menembak kepalanya menggunakan senjata api rakitan yang dibawanya sejak dari Tegal.

    Hasil penyelidikan polisi, Suharso berangkat dari Tegal menuju Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo untuk menemui kakaknya Yuliyanto dengan mengendarai sepeda motor.

    Dia pernah menjadi guru honorer di Tegal tapi mengundurkan diri karena tak kunjung diangkat PNS. Suharso kemudian menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan. Tak lama, dia mudik dan memilih bekerja sebagai satpam dengan berpindah dari bank satu ke lainnya.

    Namun sejak delapan tahun lalu, Suharso menderita diabetes dan mengakibatkan dirinya sering absen kerja sebagai satpam. “Dia pernah mengeluhkan penyakitnya itu ke istrinya,” jelas Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono, Rabu (2/12).

    Meskipun sakit, kehidupan keluarga Suharso tetap harmonis. Inilah yang menyebabkan polisi kesulitan mencari motif bunuh diri tersebut. Begitu pula ketika mengusut asal usul senpi rakitan. Tapi dipastikan, senpi rakitan itu dibawa Suharso sejak berangkat dari Tegal menuju Boyolali.

    Ini diperkuat keterangan saksi yang juga keponakan Suharso Kurnia Ageng Saputri. Sebelum tiba di Boyolali, Suharso singgah di rumah Kurnia di perumahan Taman Asri, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Kurnia melihat langsung pamannya menyimpan senpi. “Tapi ketika Kurnia bertanya untuk apa senpi itu, Suharso tak menjawabnya,” ujar Budi.

    Lebih lanjut diterangkan Kapolres, senpi tersebut menggunakan peluru Revolver kaliber 3,8 milimeter. Dari mana asal peluru? Budi menyatakan masih melakukan penyelidikan.

    Sementara itu, sebelum bunuh diri, Suharso menuliskan surat wasiat. Isinya kurang lebih sebagi berikut: Apabila ditampar pipi kiri, berilah pipi kanan. Kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan. Yudas penghianat agama. Mati adalah pemindahan energi dari energi satu, ke energi lain. Domba yang tersesat dari gembalanya hanya dipisahkan oleh maut. Murni bunuh diri, tak usah divisum. Suharno tanda tangan

    Sekadar informasi, Suharso ditemukan tewas oleh kakak kandungnya Yuliyanto usai pulang bekerja sebagai satpam pabrik jamu di Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Selasa (1/12) sekitar pukul 14.00. Di samping jasad Suharso, polisi menemukan senpi dan surat wasiat dengan tulisan tangan. (wid/wa)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top