RADARSOLO |
DARI sisi luar, bangunan museum di Jalan Bhayangkara, Sriwedari itu sudah nyaris sempurna. Tapi sejumlah pekerja masih melakukan aktivitas pembangunan untuk melengkapi sarana prasarana.
Di sisi lain, pemkot juga direpotkan dengan penyediaan sumber daya manusia (SDM) pengelola museum. Sehingga hal ini masih mengganjal persiapan pembukaan museum yang tadinya dijadwalkan pada tahun ini.
”Kami masih butuh sekitar 20 orang pegawai untuk mengelola museum. Mungkin tidak semuanya PNS. Sebab ada pegawai keamanan dan pegawai lainnya yang merupakan honorer atau outsourcing. Untuk PNS pengelola (museum), kami masih menunggu keputusan pemkot,” jelas beber Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Eny Tyasni Susana awal pekan lalu.
Keputusan pemkot lainnya yang ditunggu adalah apakah pengelolaan museum berbentuk unit pelaksana teknis (UPT) atau dikelola langsung oleh Disbudpar.
”Belum jelas bentuk kelembagaannya. Sedangkan pegawai yang mengisi kelembagaan merupakan kewenangan BKD,” jelasnya. Eni menekankan SDM pengelola Museum Keris adalah orang yang berkompeten karena dituntut bisa merawat keris. Karena itu, Disbudpar telah menyiapkan dewan kurator khusus keris
Pakar keris Institut Seni Indonesia (ISI) Solo Basuki Teguh Yuwono menambahkan, Museum Keris harus bisa memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan perawatan maksimal bagi koleksi di dalamnya. Artinya, untuk merawat keris-keris yang telah dihibahkan, harus ada pengelola khusus.
”Jangan sampai setelah dihibahkan ke museum, koleksi keris malah rusak. Sebab itu harus ada ahli yang mengerti keris dan perawatannya. Jangan sampai nantinya keris hanya ditangani oleh pandai besi, harus ada empu yang bertanggung jawab, baik merawat maupun mengelolanya,” tandasnya.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Solo, museum yang didirikan di bekas eks gedung Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan dengan dana puluhan miliar itu direncanakan menyatu dengan ruang terbuka hijau (RTH) Stadion Sriwedari.
Pembangunan sempat terhambat kerena pemerintah pusat batal mengalokasikan anggaran dalam APBN-Perubahan 2014 senilai Rp 6 Miliar. Sebelumnya, Pemerintah Pusat siap mengucurkan bantuan untuk lanjutan proyek pembangunan Museum Keris dalam APBN-Perubahan senilai Rp 6 miliar.
Kondisi tersebut menyebabkan target penyelesaian pembangunan Museum Keris meleset. Pemkot awalnya akan me-launching museum yang akan diisi ratusan koleksi keris itu pada awal 2015. Tapi kenyataannya, hingga Oktober tahun ini, proses pembangunan masih berjalan dan diprediksi baru rampung pada tahun depan. (vit/wa)
Keputusan pemkot lainnya yang ditunggu adalah apakah pengelolaan museum berbentuk unit pelaksana teknis (UPT) atau dikelola langsung oleh Disbudpar.
”Belum jelas bentuk kelembagaannya. Sedangkan pegawai yang mengisi kelembagaan merupakan kewenangan BKD,” jelasnya. Eni menekankan SDM pengelola Museum Keris adalah orang yang berkompeten karena dituntut bisa merawat keris. Karena itu, Disbudpar telah menyiapkan dewan kurator khusus keris
Pakar keris Institut Seni Indonesia (ISI) Solo Basuki Teguh Yuwono menambahkan, Museum Keris harus bisa memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan perawatan maksimal bagi koleksi di dalamnya. Artinya, untuk merawat keris-keris yang telah dihibahkan, harus ada pengelola khusus.
”Jangan sampai setelah dihibahkan ke museum, koleksi keris malah rusak. Sebab itu harus ada ahli yang mengerti keris dan perawatannya. Jangan sampai nantinya keris hanya ditangani oleh pandai besi, harus ada empu yang bertanggung jawab, baik merawat maupun mengelolanya,” tandasnya.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Solo, museum yang didirikan di bekas eks gedung Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan dengan dana puluhan miliar itu direncanakan menyatu dengan ruang terbuka hijau (RTH) Stadion Sriwedari.
Pembangunan sempat terhambat kerena pemerintah pusat batal mengalokasikan anggaran dalam APBN-Perubahan 2014 senilai Rp 6 Miliar. Sebelumnya, Pemerintah Pusat siap mengucurkan bantuan untuk lanjutan proyek pembangunan Museum Keris dalam APBN-Perubahan senilai Rp 6 miliar.
Kondisi tersebut menyebabkan target penyelesaian pembangunan Museum Keris meleset. Pemkot awalnya akan me-launching museum yang akan diisi ratusan koleksi keris itu pada awal 2015. Tapi kenyataannya, hingga Oktober tahun ini, proses pembangunan masih berjalan dan diprediksi baru rampung pada tahun depan. (vit/wa)
Berita Terbaru :
- Sumanto Ajak Petani Tawangmangu Ekspor Tanaman Hias ke Luar Negeri
- Bisa Tingkatkan Perekonomian, Sumanto Ajak Masyarakat Beternak Ayam
- Penerbit Badranaya Siap Fasilitasi Penulis Pemula
- Perda SOTK Digedok, Sejumlah Dinas di Pemprov Jateng Digabung
- WiFi Murah Menggerus Operator Seluler: Perang Harga Internet di Indonesia
- Etika Bisnis di Era Digital: Ketika Distributor Sendiri Menjadi Ancaman Bagi Agen
- Bayi Kembar Tiga Lahir di RSUD Dr Soedirman