• Berita Terkini

    Minggu, 26 Juni 2022

    Budidaya Kelinci Pedaging Menjanjikan


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Budidaya kelinci pedaging sepertinya belum menjadi favorit ternak warga. Namun, sebenarnya beternak kelinci pedaging bisa mendulang rupiah yang cukup menggiurkan. 


    Seperti halnya yang dilakukan oleh Syarif Hidayat Warga Dukuh Simo Desa Jogosimo Kecamatan Klirong yang telah berhasil beternak Kelinci Pedaging jenis Newzealand. Kini pihknya  mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah, hingga jutaan rupiah setiap bulannya. 


    Syarif mengatakan, beternak kelinci ini sebenarnya berawal dari hobi. Dimana hewan ini sebenarnya cukup lucu dan menggemaskan. Namun berawal dari hobi itulah, pihaknya  akhirnya mengetahui cara bagaimana perawatan kelinci, agar bisa tumbuh dan bisa untuk memasarkannya. 

    <
    p>

    Menurutnya, kelinci bagi sebagian orang memiliki khasiat tersendiri, terutama untuk kesehatan. Untuk itu, banyak masyarakat yang mengkonsumsi daging kelinci untuk merasakan khasiatnya. 

    “Peminatnya rata rata ya mereka yang tahu khasiat kelinci, dan dagingnya juga cukup mahal hampir setara daging sapi,” ucapnya, Minggu (26/6/2022).


    Karena peminatnya, dari kalangan khusus inilah membuat harga daging kelinci di pasaran cukup mahal. Harganyapun menyentuh angka Rp 100 ribu per kilogramnya, untuk daging fillet, harga ini tentunya hampir menyamai harga daging sapi. 

    Sedangkan, untuk satu ekor kelinci hidup dengan bobot 2,5 sampai 3 kg biasanya dijual dengan harga Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu perekornya. Dan banyak juga dari masyarakat yang mencari, untuk dibudidayakan kembali. 


    Ini akan lebih mahal lagi, apabila kelinci Pedigree atau kelinci yang memiliki sertifikat. Harganya bisa menyentuh sampai Rp 600 ribu perekornya. 

    Kelinci kelinci ini cukup mudah untuk dipasarkan, terbukti ia mampu menjual di lokalan Kebumen, hingga Solo, Bali dan Jakarta. Kebanyakan daging kelinci ini dibuat sate dan juga makanan khas lain yang disukai oleh konsumen. 


    “Kalau kelinci hidup si antara Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu perekornya, namun kalau yang Pedigree bisa sampai Rp 600 ribu perekornya,” jelasnya. 

    Untuk pakannya sendiri, ia menggunakan pelet dan juga ampas tahu, serta dedaunan hijau. Dimana, pemberian pakan ini selalu bergantian dalam sehari, agar kelinci kelinci budidayanya tidak bosan. 


    Dikatakan, beternak kelinci memiliki keunggulan tersendiri, selain pakannya yang mudah masa subur kelinci bisa mencapai 5 tahun. Setiap melahirkan bisa mencapai 9 sampai 11 ekor anakan kelinci, dan setiap tahunnya bisa melahirkan hingga 6 kali. 


    Dan kelinci kelinci ini bisa dipanen saat usia 100 hari dengan bibir mencapai 2,5 kilogramnya. Ini tentunya sangat cepat, dibandingkan hewan ternak lain, dan harganyapun cukup bagus di pasaran. 

    “Kalau mengandung sebulan, nyapih sebulan, terus kawin lagi, dalam satu tahun 6 kali beranak, sekali lahiran 9 -11 anakan," Ucapnya. 

    Lebih lanjut dikatakan, dalam beternak kelinci yang sangat harus diperhatikan adalah kebersihan kandang. Agar kelinci ini tidak mudah untuk terserang penyakit. 

    Selain itu juga pemberian pakan yang sehat juga cukup menjadi perhatian. Karena apabila kebersihan kandang dan pemberian pakan yang kurang maka akan timbul penyakit seperti perut kembung dan juga kudis atau Scabies. “Kendalanya yang perlu diperhatikan ya paling penyakit kembung dan juga gudig atau Scabies,” ucapnya. (mam) 


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top