• Berita Terkini

    Rabu, 26 Juni 2019

    Wabup Arif:Calon Tidak Terpilih Diminta Tetap Bangun Desa

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Wakil Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, berharap, Pilkades serentak Kabupaten Kebumen dapat menjadi barometer pesta demokrasi bagi daerah lain di Indonesia. Adanya program tanpa wuwuran diyakini bakal melahirkan para pemimpin yang amanah dan mampu membawa perbaikan di tingkat desa.

    Hal itu disampaikan Wabup Arif, usai melakukan monitoring proses pemungutan suara Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak, Selasa (25/6). Saat itu, Wabup Arif meninjau Pilkades di tiga kecamatan, masing-masing Kecamatan Pejagoan, Klirong dan Sruweng. Alih-alih menggunakan mobil dinas, Wabup Arif pilih menggunakan sepeda motor trail.

    Wabup Arif meyakini, program Pilkades tanpa wuwur yang dicanangkan Mantan Bupati Mohammad Yahya Fuad pada 2018, masih sangat relevan. Program ini memungkinkan rakyat atau warga, dapat memilih pemimpin yang berkualitas, amanah dan berdampak positif bagi pembangunan masyarakat di desa. "Dengan tanpa wuwuran dan dipilih rakat, Kades terpilih akan benar-benar melayani dan berjuang untuk kesejahteraan masyarakatnya,” tuturnya Selasa (25/6).

    Dalam kesempatan tersebut Wabup Arif juga mengimbau kepada para calon yang belum berhasil untuk dapat selalu mendukung pembangunan di desanya. Hal ini lantaran kepala desa yang jadi merupakan pilihan masyarakat.

    “Masyarakat sudah memilih. Hasil pilihan masyarakat tersebut tentunya dapat bekerja maksimal dengan dukungan semua komponen masyarakat. Tetap berbesar hati untuk kebersamaan agar sengkuyung dalam pembangunan desa dapat berjalan dengan baik,” ungkapnya.

    Kepala Dispermades P3A Kabupaten Kebumen,  Frans Haidar, meminta hal yang sama. Para calon kepala desa terpilih diminta menjaga amanah. Selain itu dapat melanjutkan program sebelumnya sesuai dengan program kabupaten serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

    Selain itu, Frans kembali menekankan pentingnya menjaga kondusifitas. Ini untuk menyatukan kembali masyarakat yang berbeda pandangan. “Memberdayakan semua lembaga desa untuk menuju desa yang mandiri, bermartabat, menggali potensi desa, inovatif dan berdaya saing terhadap program,” paparnya.

    Menurutnya, pilkades adalah demokrasi bermartabat ditingkat desa. Ini tentu ada yang lebih banyak mendukung atau lebih sedikit. Ini karena pilkades tidak ada yang menang atau kalah. Demokrasi pilihan rakyat di desa. Bagi yang memperoleh dukungan lebih sedikit tetap memberikan saran, masukan serta dukungan kepada desa terkait pemerintahan, dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. “Calon yang kalah masih mempunyai peluang untuk mengabdikan diri kepada desa. Ini bisa melalui lembaga desa yang lainnya,” ucapnya. (mam/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top