• Berita Terkini

    Rabu, 17 April 2019

    Pilpres, Pengamat: Potensi Menang Tipis Terjadi

    JAKARTA - Proses pemilihan umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden akhirnya telah dilakukan. Seperti pada proses yang sebelumnya, siapa yang bisa menguasai Jawa dapat dipastikan pihaknya yang akan menjadi jawara dalam kontestasi demokrasi di Indonesia untuk duduk menjadi orang nomor satu.

    Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menyebut bilamana memenangkan raupan suara terbanyak di wilayah Jawa akan membawa kemenangan secara nasional

    Hal tersebut diungkapkan oleh akademisi Universitas Al Azhar Indonesia uai di Jakarta tersebut karena berdasarkan data pemilih tetap jumlah pemilih di Pulau Jawa mencapai 110 686 810 orang dari total 192 866 254. Dimana artinya ini telah mencapai hampir lebih dari setengah pemilih berada di Pulau Jawa.

    "Jawa Barat adalah provinsi paling tertinggi dengan jumlah daftar pemilih tetap terbanyak sehingga, bilamana difokuskan siapapun yang ada di sana dapat dipastikan duduk menjadi pemimpin negeri ini," kata Ujang dalam keterangan tertulisnya kepada Fajar Indonesia Network di Jakarta, Selasa (16/4/2019).

    Putra daerah asal, Subang, Jawa Barat ini menuturkan, sejumlah langkah yang bisa dilakukan untuk merebut suara di pulau Jawa memiliki beragam cara.
    "Bisa dapat dengan cara merangkul kepala daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota atau juga, dapat melakukan pembentukan tim kampanye yang dapat meyakinkan masyarakat dengan program yang terbaik lalu sosialisasikan secara door to door," terangnya.

    Ujang pun menambahkan dengan jumlah DPT terbanyak Jawa Barat menurutnya menjadi wilayah bergengsi untuk dimenangkan oleh Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.

    Hal lain disampaikan oleh, Peneliti asal SMRC, Sirojudin Abbas memprediksi akan terjadi perubahan peta suara pada pilpres 2019.
    Menurutnya, perubahan peta cenderung meluaskan potensi suara Pasangan calon 01. Hal tersebut diungkapkan Sirojuddin karena Salah satu perubahan suara akan terjadi di wilayah Jawa Barat dan Banten.

    "Setidaknya, kalau pun tidak di menangkan jarak keunggulan antar keduanya tidak akan selisih jauh seperti waktu Pemilu 2014 lalu," pungkasnya.
    Meski demikian, Sirojudin mengatakan Prabowo masih bisa mempertahankan kemenangan di beberapa wilayah selatan pulau Jawa seperti wilayah Sumatera Kalimantan dan Sulawesi.

    " Jokowi diprediksi unggul di beberapa wilayah tersebut. Sementara untuk Prabowo bisa menang tipis atau cenderung menjadi kandidat yang unggul di beberapa wilayah ini," pungkasnya.

    Menanggapi hal tersebut, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Prabowo Subianto Djojohadikusumo - Sandiaga Salahuddin Uno, Suhud Alynudin, mengaku optimis elektabilitas paslon yang diusungnya akan unggul di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur di mana wilayah tersebut merupakan basis rival politiknya.
    "Kami optimis target itu bisa tercapai jika melihat antusiasme masyarakat dalam menyambut kedatangan Pak Prabowo dan Pak Sandi di setiap daerah yang dikunjungi saat kampanye kemarin," kata Suhud di Jakarta.

    Dirinya percaya bahwa politik akan berjalan dinamis berkaca seperti pada Pilkada DKI Jakarta dan Jawa tengah lalu dimana potensi unggul tipis dapat terjadi.
    "Saat Pilkada Jawa Tengah kemarin memang kami tidak menang secara angka. Tetapi semua orang tahu terutama kantong-kantong petahana bahwa potensi kami menang juga ada," tandasnya. (frs/fin)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top