• Berita Terkini

    Senin, 28 November 2016

    Waspada Banjir Bandang di Selatan Jawa

    ilustrasi
    JAKARTA – Potensi bencana alam masih cukup tinggi akhir tahun ini. Khususnya di kawasan rawan longsor di selatan Jawa. Potensi tersebut makin meningkat seiring dengan curah hujan yang diprediksi makin tinggi hingga sepekan kedepan.


    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi peningkatan hujan lebat hingga 1 Desember. Sebaran potensi hujan lebat itu hampir merata di seluruh Indonesia. Diantaranya, Sumatera bagian utara, Banten, Jabodetabek bagian Selatan, Jawa Barat bagian barat dan selatan, Jogjakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan bagian Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian Utara.


    Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko menuturkan puncak musim hujan 2016-2017 di Indonesia akan terjadi pada periode Desember-Januari-Februari. Sampai Desember 2016 sebagian besar wilayah Indonesia sekitar 96,7 persen memasuki musim hujan. Sedangkan sisanya, memasuki puncak musim hujan mulai Januari hingga Mei 2017. ”Hujan dengan intensitas sedang dan durasi lama harus diwaspadai,” ujar Hary kemarin (26/11).


    Dia menuturkan hujan dengan intensitas waktu yang lama itu dapat memicu terjadinya ancaman bencana banjir dan longsor atau bencana hidrometeorologis lainnya seperti angin puting beliung, banjir, dan gelombang tinggi. Meskipun, BMKG memprediksi sifat hujan pada tahun ini sedikit di bawah normal.


    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, bencana yang diakibatkan hujan ekstrim tahun ini memang cukup membuat frustrasi.


    Terbaru, bencana longsor terjadi Jawa Tengah dan kembali memakan korban. Longsor tersebut terjadi Desa Besani Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo pada Sabtu (26/11) pukul 16.30 Wib. Sedangkan, di tempat lain, hujan lebat menyebabkan banjir yang menggerus pondasi jembatan sehingga jembatan runtuh di Kali Sanggrahan di Dusun Wonorejo Desa Karangsono Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan.

    Sebelumnya, jembatan runtuh juga terjadi di Kabupaten Batang. Hujan yang berlangsung selama 4 jam di wilayah Kecamatan Bawang pada Jumat (26/11/2016) menyebabkan terputusnya jembatan Kali dan jembatan Kali Putih. Banjir tersebut juga membawa material lumpur terjadi di Dukuh Rejosari Desa Pranten. Nilai kerusakan total dari bencana ini sekitar Rp 500 juta.

    Meningkatnya curah hujan telah menimbulkan banjir dan longsor diprediksi terus berlangsung hingga Maret 2017. Apalagi, puncak hujan pada akhir Januari hingga awal Februari 2017 mendatang.  Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Ancaman akan meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan.


    Dia menuturkan curah hujan yang melampaui 70 mm/jam atau 100 mm per hari dapat memicu longsor di lereng-lereng volkanik Indonesia. Maka harus diantisipasi potensi longsor. Jika sudah ada gejala retakan tanah, supaya segera ditimbun dengan material kedap air.


    Ketika terjadi penggembungan tanah pada lereng atau muncul rembesan air, masyarakat harus cepat-cepat menjauhi wilayah tersebut. Apalagi ketika hujan sudah mengguyur dalam waktu lama. Sebab berpotensi sekali terjadi tanah longsor."Ketika sudah ada rembesan atau tanah menggelembung, artinya sudah terjadi penggerusan tanah," tuturnya.


    Masyarakat juga bisa dengan mudah mengamati jika terjadi pergerakan tanah. Misalnya pintu dan jendela rumah tiba-tiba sulit dibuka. Kondisi ini dimungkinkan kuat sudah terjadi perubahan konstruksi tanah. "Artinya tanah mulai bergerak. Segera tinggalkan rumah dan lereng saat hujan," tuturnya. (jun/wan/bil)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top