• Berita Terkini

    Minggu, 11 September 2016

    Mercusuar Tanggulangin yang Kini Jadi Jujugan Wisatawan

    SAEFUR/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Awalnya, menara Mercusuar Tanggulangin Kecamatan Klirong digunakan sebagai pemancar sinyal dan rambu laut bagi kapal kapal besar dan nelayan di malam hari. Itu juga berlaku sampai saat ini. Namun belakangan, bangunan dengan tinggi menjulang itu mulai menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

    Korlap Mercusuar sekaligus penjaga mercusuar Tanggulangin, Slamet Riadi mengatakan, peningkatan kunjungan mulai terlihat tiga bulan terakhir. Mereka datang untuk tujuan rekreasi atau berwisata. Kebanyakan para remaja dan anak sekolah. "Sejak menjelang puasa para warga ramai berkunjung. Mereka datang kesini ingin melihat pemandangan dari atas menara," katanya ditemui, Ekspres, Kamis (8/9/2016).

    Bangunan bercat putih itu terlihat mencolok. Berada di kawasan pesisir menara mercusuar sudah terlihat dari kejauhan. Lokasinya berada tak jauh dari pantai Tanggulangin. Di tempat itu, terdapat kampung Eksodan, sebuah kampung berpenghuni eks transmigran asal Kebumen yang dipulangkan pada era Bupati Kebumen, Rustriningsih.

    Mercusuar Tanggulangin sendiri memiliki 8 tingkat tangga yang tingginya tak kurang dari 40 meter. Untuk menuju ke puncak menara yang makin tinggi makin sempit, para pengunjung harus naik atau turun satu-persatu. Puncak menara sebagai puncak pendakian, hanya dapat menampung maksimal 20 orang.

    Dari situlah, pengunjung dapat menikmati pemandangan indah. Namun, Slamet Riadi menghimbau, pengunjung dapat menjaga peralatan yang berada di tempat itu, seperti kabel, solarsell, dan yang terpenting lampu suar.

    Lampu suar merupakan bagian yang terpenting di Mercusuar. Lampu ini digunakan sebagai penanda daratan bagi kapal besar yang melintas  agar tak salah jalur dan kandas. Jika lampu suar mati bisa berbahaya. Itu bisa berakibat kecelakaan bagi kapal yang berlayar di malam hari," kata Slamet Riadi.

    Saking vitalnya lampu suar, penjagaan dilakukan 24 jam. Orang seperti Slamet Riadi inilah yang bertugas memastikan lampu dalam keadaan baik dan dapat menjalankan fungsinya.

    Untuk menuju kesana cukup mudah. Berjarak sekitar 20 km dari kota Kebumen, hanya membutuhkan waktu tak sampai dari 30 menit dengan berkendara roda dua maupun roda empat. Lantaran bukan tempat wisata resmi, tak ada pungutan tiket masuk. Hanya, pengunjung dikenakan biaya kebersihan sebesar Rp 2.500 rupiah. Sedangkan untuk parkir, gratis. Di sekitar mercusuar, warga menjajakan aneka minuman dan makanan yang bisa menjadi bekal saat naik ke puncak menara.

    Sriatun (21), salah satu pengunjung mengaku sangat senang bisa berkunjung dan mencapai puncak menara. Dia mengaku terkagum-kagum dengan pemandangan alam dari puncak menara itu. "Saya senang sekali bisa nyampai di atas. Pemandanganya sangat indah, anginnya juga seger banget. Jadi betah kalau berada di atas (menara)," katanya.(saefur/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top