• Berita Terkini

    Sabtu, 28 November 2015

    "Hilangnya Rasa Aman" di Sekolah

    DALAM satu bulan terakhir, masyarakat Kebumen dikejutkan dengan adanya berita menyedihkan dari sekolah. Pertama, tentang tenggelamnya dua siswa SD di Kecamatan Pejagoan hingga meninggal dunia di kolam bekas galian genteng saat jam pelajaran pada pertengahan November..

    Hanya hitungan hari setelah peristiwa itu,  keracunan massal terjadi di SMK Batik Sakti 2 Kebumen. Kali ini diduga disebabkan minuman promosi dari sebuah perusahaan. Tidak ada korban jiwa dalam musibah yang kedua.

    Namun, peristiwa itu jelas membuat setiap orang tua pantas khawatir. Bagaimana tidak. Setiap orang tua mempercayakan anak-anaknya untuk dididik di sekolah. Selain itu tentu saja, anak-anak dapat belajar dengan tenang dan aman.

    Tulisan ini tidak bertujuan menghakimi salah satu pihak. Namun, dua peristiwa itu setidaknya menjadi bukti bahwa rasa aman itu belum didapat. Lebih jauh lagi menimbulkan pertanyaan besar.

    Pada peristiwa tenggelamnya dua anak di Pejagoan, mengacu keterangan polisi, sekolah korban tak dilengkapi pagar. Padahal, di sekitar sekolah yang beralamat di Desa/Kecamatan Pejagoan itu berada tak jauh dari kolam bekas galian genteng yang kedalaman airnya bisa mencapai 1,5-2 meter.

    Peristiwa di SMK Batik Sakti 2 Kebumen kembali mengundang pertanyaan. Berdasarkan keterangan polisi, produk minuman kemasan botol yang diduga memicu keracunan para siswa di sekolah tersebut memiliki masa kadaluarsa 22 Desember 2015 dan dibagikan kepada siswa pada 24 November 2015. Dan, faktanya, usai mengkonsumsi minuman itu, sebanyak 135 siswa keracunan.

    Terlepas dari hasil uji laboratorium soal apakah minuman itu layak konsumsi atau tidak, fakta ratusan siswa keracunan membuat kita sedih. Bagaimana bisa minuman yang sudah "nyaris" kadaluarsa dibagikan kepada siswa dan dikatakan sebagai promosi? Dan lagi-lagi, sekolah tidak berpikir panjang dan memberi ijin begitu saja?

    Pertanyaan semakin besar saat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kebumen menyatakan pihak perusahaan tak berkoordinasi terlebih dahulu pada kegiatan-kegiatan promosi semacam itu. Padahal, menurut Kepala Dikpora Kebumen, H Ahmad Ujang Sugiono, promosi produk makanan atau minuman seharusnya mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan.

    Nasi sudah menjadi bubur. Namun bila boleh berharap, seharusnya ini menjadi pemikiran bersama seluruh pihak terkait. Dan terpenting saat ini, masyarakat diberi penjelasan yang benar mengenai kejadian-kejadian semacam ini.

    Khususnya untuk peristiwa di SMK Batik Sakti 2 Kebumen, Dinas Kesehatan atau aparat kepolisian bisa memberikan penjelasan yang benar kepada publik tentang hasil uji laboratorium sampel minuman kemasan yang diduga memicu keracunan ratusan siswa di SMK Batik Sakti 2.

    Yang paling penting lagi, kejadian semacam ini tak berulang di masa mendatang. Sekolah mengemban amanat dari para orang tua, tak hanya untuk membuat anak-anak cerdas dan berbudi luhur namun menjamin keamanan mereka. Jadi, jangan sekali-kali bermain-main dengan keselamatan anak-anak!

    Salam

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top