• Berita Terkini

    Rabu, 07 Mei 2025

    Prof. Sumitro Kembali Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Rektor Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen Dr Imam Satibi MPdI menyuarakan pentingnya penghargaan negara terhadap jasa-jasa anak bangsa. Salah satunya bagi Prof. Sumitro Djojohadikusumo.


    Dr Imam Satibi mengusulkan Sumitro Djojohadikusumo yang dikenal sebagai "begawan ekonomi" itu dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Hal itu mengemuka pada kegiatan bedah buku UMNU Kebumen, akhir pekan lalu.


    "Beliau bukan sekadar akademisi, tapi juga pejuang sejati, arsitek ekonomi nasional, dan negarawan yang visioner, " papar Imam Satibi di hadapan peserta bedah buku.


    Prof. Sumitro dikenal luas sebagai Bapak Ekonomi Indonesia. Ia menjadi tokoh sentral dalam perumusan kebijakan ekonomi nasional pascakemerdekaan, termasuk pencetus Sistem Ekonomi Gerakan Benteng—strategi penting untuk mendorong industrialisasi dan kemandirian ekonomi bangsa.

    Perjuangan Sumitro dimulai sejak masa mudanya di Belanda, saat bergabung dengan Perhimpunan Indonesia (PI), organisasi pelajar yang aktif menyuarakan kemerdekaan Indonesia melalui diplomasi dan gerakan bawah tanah.

    Nama Sumitro semakin bersinar ketika ia tergabung dalam delegasi Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949. Konferensi ini menjadi tonggak bersejarah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Ia juga tercatat sebagai tokoh penting dalam upaya diplomatik penyelesaian Irian Barat di Jenewa pada 1956.


    Tak hanya di jalur diplomasi, kiprah Sumitro juga mengakar kuat di dunia pendidikan dan pemerintahan. Sebagai akademisi, ia mencetak tokoh-tokoh ekonomi besar Indonesia seperti JB. Sumarlin, Ali Wardhana, dan Widjojo Nitisastro—yang kemudian menjadi arsitek pembangunan Orde Baru.

    "Dengan kontribusi besar di bidang ekonomi, pendidikan, diplomasi, dan pemerintahan, sudah sepantasnya Prof. Sumitro mendapat pengakuan sebagai Pahlawan Nasional," lanjut Imam Satibi.

    Acara bedah buku ini tidak hanya menjadi forum ilmiah, tetapi juga menjadi panggilan moral untuk mengapresiasi para tokoh bangsa yang selama ini berjasa besar namun belum mendapat penghargaan setimpal dari negara.


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top