![]() |
istimewa |
Himbauan tersebut disampaikan Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen Eko Widiyanto, Minggu (25/9/2016). Melalui Kabid Logistik dan Kedaruratan, Drs Muhyidin, Eko mengatakan adanya potensi hujan deras di akhir September hingga Desember nanti.
Mendasari informasi dari BMKG, kata Muhyidin, bulan September yang seharusnya merupakan puncak musim kemarau malah menjadi awal musim penghujan. Itu terlihat dari turunnya hujan dalam beberapa minggu terakhir. Bahkan, tingginya intensitas hujan pada Sabtu akhir pekan kemarin (24/9), telah membuat sejumlah desa di Kecamatan Alian mengalami banjir.
Kemarin, hujan dalam skala sedang telah menimbulkan genangan di Desa Krakal dan Kalirancang pada Sabtu siang hingga sore hari. Ketinggian air bahkan sempat mencapai 50 cm. Bahkan sejumlah kendaraan sempat tak bisa melintas di Jalan Krakal-Kebumen akibat tingginya genangan air. Selain itu, banjir juga merendam areal persawahan penduduk.
Muhyidin membenarkan hal tersebut. Namun, banjir tersebut tak berlangsung lama. Selang 30 menit kemudian air surut.Menurut Muhyidin, selama ini warga Alian sudah terbiasa mengalami banjir setiap turun hujan. Banjir kiriman itu, selain lantaran tingginya intensitas hujan, juga akibat dari Sungai Kedungbener yang limpas ke rumah penduduk.
Banjir di Alian juga berpotensi merembet ke Kecamatan Kebumen yang masih berada di sepanjang aliran Sungai Kedungbener seperti di Desa Sumberadi Kecamatan Kebumen. "Bila Kalirancang banjir besar, hampir bisa dipastikan daerah di Kecamatan Kebumen ikut banjir," kata Muhyidin yang kebetulan tinggal di Desa Kalirancang tersebut.
Pada tahun 2014 lalu bahkan banjir bandang menyapu Kecamatan Alian dan menimbulkan korban jiwa. "Oleh sebab itu, kami meminta warga waspada. Bagi yang tinggal di kawasan rawan banjir dan longsor terutama, harus segera mengamankan diri bila hujan turun sangat deras. Bila perlu tinggalkan rumah agar tak ada korban jiwa," imbaunya.
Sejauh ini, BPBD telah meningkatkan kewaspadaan akan potensi banjir dan longsor di Kebumen. "Petugas kita siapkan. Dan, kebutuhan logistik semua siap didistribusikan bila terjadi bencana," kata Muhyidin. (sefur/cah)
Muhyidin membenarkan hal tersebut. Namun, banjir tersebut tak berlangsung lama. Selang 30 menit kemudian air surut.Menurut Muhyidin, selama ini warga Alian sudah terbiasa mengalami banjir setiap turun hujan. Banjir kiriman itu, selain lantaran tingginya intensitas hujan, juga akibat dari Sungai Kedungbener yang limpas ke rumah penduduk.
Banjir di Alian juga berpotensi merembet ke Kecamatan Kebumen yang masih berada di sepanjang aliran Sungai Kedungbener seperti di Desa Sumberadi Kecamatan Kebumen. "Bila Kalirancang banjir besar, hampir bisa dipastikan daerah di Kecamatan Kebumen ikut banjir," kata Muhyidin yang kebetulan tinggal di Desa Kalirancang tersebut.
Pada tahun 2014 lalu bahkan banjir bandang menyapu Kecamatan Alian dan menimbulkan korban jiwa. "Oleh sebab itu, kami meminta warga waspada. Bagi yang tinggal di kawasan rawan banjir dan longsor terutama, harus segera mengamankan diri bila hujan turun sangat deras. Bila perlu tinggalkan rumah agar tak ada korban jiwa," imbaunya.
Sejauh ini, BPBD telah meningkatkan kewaspadaan akan potensi banjir dan longsor di Kebumen. "Petugas kita siapkan. Dan, kebutuhan logistik semua siap didistribusikan bila terjadi bencana," kata Muhyidin. (sefur/cah)
Berita Terbaru :
- Puluhan Bus Masuk Terminal Kebumen Jalani "Ramp Check"
- MPLS, Siswa MI Pangempon Diajak Belajar Tanggulangi Bencana
- Kena Proyek Pemerintah Pusat, Nelayan Tegalretno Minta Bupati Bangun TPI
- Kalung Anti Maling Ternak Sita Perhatian di Ajang CODEX Expo
- Ciptakan 48 Karya Canggih, UPB Kebumen Gelar Pameran Teknologi
- Investor Tiongkok Tertarik Industri Garam di Jateng
- Wagub Jateng Terima Utusan Melaka, Perkuat Kerja Sama Industri dan Pendidikan