Sertifikat Kantor BMT Alfassalam Sudah dijadikan Jaminan Hutang
KEBUMEN (Kebumen Ekspres)-Ini kabar buruk bagi para nasabah yang dana simpanannya macet pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Alfassalam. Lembaga keuangan ekonomi syariah yang berkantor pusat di Desa Kedawung, Pejagoan itu memang benar-benar sudah kolaps. Selain masih memiliki tanggungan kepada nasabah, pihak bank juga terlilit hutang sebesar Rp 700 juta kepada bank lain.
Bahkan akibat hutang sejumlah itu, sertifikat tanah kantor pusat beserta satu kantor cabang BMT Alfassalam sudah dijadikan jaminan hutang.
Hal itu terungkap pada pertemuan yang digelar oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kebumen beserta pihak BMT Alfassalam, Selasa (16/6/2015). Pertemuan yang digelar di kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kebumen tersebut, dalam rangka meminta meminta klarifikasi dari pihak BMT Alfassalam, terkait adanya dana macet milik para nasabah.
Hadir pada pertemuan itu, Kepala Bidang (Kabid) Koperasi pada Kebumen Agung Supri Haldoko SE dan Kasi Pengawas Koperasi, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kebumen Ngadimin. Sementara dari pihak BMT hanya hadir pengurus sekretaris BMT Alfassalam Wuri Handayani dan Manajer cabang BMT Alfassalam Cabang Alian Samsul Maarif beserta sejumlah staf. Adapun Ketua Pengawas BMT Alfassalam Afit Sadono dan manajer Putu Ekayana tidak hadir.
![]() |
doc/Ekspres |
KEBUMEN (Kebumen Ekspres)-Ini kabar buruk bagi para nasabah yang dana simpanannya macet pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Alfassalam. Lembaga keuangan ekonomi syariah yang berkantor pusat di Desa Kedawung, Pejagoan itu memang benar-benar sudah kolaps. Selain masih memiliki tanggungan kepada nasabah, pihak bank juga terlilit hutang sebesar Rp 700 juta kepada bank lain.
Bahkan akibat hutang sejumlah itu, sertifikat tanah kantor pusat beserta satu kantor cabang BMT Alfassalam sudah dijadikan jaminan hutang.
Hal itu terungkap pada pertemuan yang digelar oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kebumen beserta pihak BMT Alfassalam, Selasa (16/6/2015). Pertemuan yang digelar di kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kebumen tersebut, dalam rangka meminta meminta klarifikasi dari pihak BMT Alfassalam, terkait adanya dana macet milik para nasabah.
Hadir pada pertemuan itu, Kepala Bidang (Kabid) Koperasi pada Kebumen Agung Supri Haldoko SE dan Kasi Pengawas Koperasi, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kebumen Ngadimin. Sementara dari pihak BMT hanya hadir pengurus sekretaris BMT Alfassalam Wuri Handayani dan Manajer cabang BMT Alfassalam Cabang Alian Samsul Maarif beserta sejumlah staf. Adapun Ketua Pengawas BMT Alfassalam Afit Sadono dan manajer Putu Ekayana tidak hadir.
Pertemuan yang digelar di kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kebumen tersebut, dalam rangka meminta meminta klarifikasi dari pihak BMT Alfassalam, terkait adanya dana macet milik para nasabah.
Wuri Handayani mengaku tidak tahu persis alasan bank BMT Alfassalam belum bisa mengembalikannya tabungan para nasabah. Namun, ia menduga hal itu terkait adanya kejadian setahun lalu. Saat itu, Alian Indriyatmi yang merupakan mantan manajer BMT Alfassalam BMT Alian menggelapkan dana sebesar Rp 800 juta. " (belum dibayarkannya uang para nasabah) Mungkin disebabkan untuk menutup dana yang telah digelapkan oleh mantan manajer BMT Alian Indriyatmi," katanya.
Menurut Wuri Handayani, BMT Alfasaalam yang berada di Pejagoan merupakan kantor pusat. Selain di tempat itu, BMT Alfassalam juga memiliki dua kantor cabang yakni di Kecamatan Alian dan Kecamatan Padureso.
Dia juga mengakui, selain belum dapat membayarkan tanggungannya terhadap para nasabah, BMT Alfassalam memiliki utang kepada bank lain. Hal itu dikuatkan dengan pengakuan Manajer BMT Alfassalam Cabang Alian Samsul Maarif.
Menurut Samsul, saat ini sertifikat kantor BMT Pusat telah telah dijadikan jaminan di DMS Kebumem sebesar Rp 280 juta. Sedangkan Setifikat kantor cabang Alian, telah dijadikan jaminan di BanK Saudara Rp 400 juta. Bukan itu saja, bahkan dia juga menuturkan kalau semua nama karyawan BMT Alfassalam juga telah dijadikan jaminan di bank BKK Sadang.
Sebelumnya, sejumlah anggota KJKS BMT Alfasalam tidak dapat menarik tabungan mereka. Uang tabungan puluhan juta milik anggota hingga kini nasibnya masih tak jelas. Pihak BMT seolah lepas tanggungjawab karena sejak beberapa hari lalu tak lagi membuka kantornya. Bahkan keberadaan pengurus juga tak jelas.
Seperti uang milik anan didik TK Mekarsari Desa Kebulusan, Kecamatan Pejagoan, sebesar Rp 20,16 juta masih macet di koperasi tersebut. Harusnya, sesuai perjanjian awal, tabungan itu dapat diambil pada akhir tahun pelajaran. Namun saat sekolah berusaha mengambil hak mereka itu, pihak BMT justru terkesan mempersulit. Nasib serupa juga dialami peserta didik SD Negeru 1 dan 2 Kebulusan. Tabungan siswa SD Negeri 1 Kebulusan sebesar Rp 20 juta, dan SDN 2 sebesar Rp 17 juta, hingga kini tak jelas nasibnya. Kesal dengan kondisi itu, TK Mekarsari mengirimkan bunga duka cita pada Senin (16/6/2015). Pantauan koran ini, kemarin (16/6) bunga itu sudah tidak ada lagi di tempat semula. (mam/cah)
Wuri Handayani mengaku tidak tahu persis alasan bank BMT Alfassalam belum bisa mengembalikannya tabungan para nasabah. Namun, ia menduga hal itu terkait adanya kejadian setahun lalu. Saat itu, Alian Indriyatmi yang merupakan mantan manajer BMT Alfassalam BMT Alian menggelapkan dana sebesar Rp 800 juta. " (belum dibayarkannya uang para nasabah) Mungkin disebabkan untuk menutup dana yang telah digelapkan oleh mantan manajer BMT Alian Indriyatmi," katanya.
Menurut Wuri Handayani, BMT Alfasaalam yang berada di Pejagoan merupakan kantor pusat. Selain di tempat itu, BMT Alfassalam juga memiliki dua kantor cabang yakni di Kecamatan Alian dan Kecamatan Padureso.
Dia juga mengakui, selain belum dapat membayarkan tanggungannya terhadap para nasabah, BMT Alfassalam memiliki utang kepada bank lain. Hal itu dikuatkan dengan pengakuan Manajer BMT Alfassalam Cabang Alian Samsul Maarif.
Menurut Samsul, saat ini sertifikat kantor BMT Pusat telah telah dijadikan jaminan di DMS Kebumem sebesar Rp 280 juta. Sedangkan Setifikat kantor cabang Alian, telah dijadikan jaminan di BanK Saudara Rp 400 juta. Bukan itu saja, bahkan dia juga menuturkan kalau semua nama karyawan BMT Alfassalam juga telah dijadikan jaminan di bank BKK Sadang.
Sebelumnya, sejumlah anggota KJKS BMT Alfasalam tidak dapat menarik tabungan mereka. Uang tabungan puluhan juta milik anggota hingga kini nasibnya masih tak jelas. Pihak BMT seolah lepas tanggungjawab karena sejak beberapa hari lalu tak lagi membuka kantornya. Bahkan keberadaan pengurus juga tak jelas.
Seperti uang milik anan didik TK Mekarsari Desa Kebulusan, Kecamatan Pejagoan, sebesar Rp 20,16 juta masih macet di koperasi tersebut. Harusnya, sesuai perjanjian awal, tabungan itu dapat diambil pada akhir tahun pelajaran. Namun saat sekolah berusaha mengambil hak mereka itu, pihak BMT justru terkesan mempersulit. Nasib serupa juga dialami peserta didik SD Negeru 1 dan 2 Kebulusan. Tabungan siswa SD Negeri 1 Kebulusan sebesar Rp 20 juta, dan SDN 2 sebesar Rp 17 juta, hingga kini tak jelas nasibnya. Kesal dengan kondisi itu, TK Mekarsari mengirimkan bunga duka cita pada Senin (16/6/2015). Pantauan koran ini, kemarin (16/6) bunga itu sudah tidak ada lagi di tempat semula. (mam/cah)
Berita Terbaru :
- 8.523 Kades dan Lurah se-Jateng Antusias Sambut Peluncuran Koperasi Merah Putih
- Ahmad Luthfi Optimistis 50% Koperasi Merah Putih di Jateng Beroperasi pada 2025
- Demi Ekonomi Keluarga, Program Magang ke Negeri Sakura menjadi Asa Para Pemuda
- Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja, Pemprov Jateng Seleksi Ratusan Peserta Magang ke Jepang
- Pariwisata Olahraga di Jateng Terus Menggeliat, Perekonomian Meningkat
- Ahmad Luthfi Sebut Transaksi Soloraya Great Sale 2025 Sudah Tembus Rp7 Triliun
- Ditinjau Ahmad Luthfi dan Zulkifli, Inilah Potensi Ekonomi KDMP Sumbung Boyolali