• Berita Terkini

    Senin, 20 Desember 2021

    dr. R. Moehiman, Dokter Pertama Kebumen yang Kini Jadi Nama Jalan


    Pernah Tangani Kelahiran Dr Soemitro, Berharap Motivasi Anak Muda



    Pemkab Kebumen, khususnya Bupati Arif Sugiyanto, baru saja mengumumkan perubahan sejumlah nama jalan di Kota ini. Sejumlah nama jalan pun kini berganti nama. Namun ada juga jalan yang memang baru. Salah satunya, Jl R. Moehiman Kromoatmodjo. Dan, ada cerita hebat di balik nama jalan ini. Seperti apa?

    --------------------------------

    A SAEFURROHMAN, Kebumen

    -------------------------------



    Jl R. Moehiman Kromoatmodjo merupakan jalan baru letaknya Simpang Empat pada jalan Sarbini sampai ke arah Stadion terus sampai  Simpang Tiga Jalan Arungbinang. Mungkin belum semuanya tahu,  R. Moehiman Kromoatmodjo merupakan tokoh asal Kebumen yang berprofesi dokter.


    Dokter Kungky Muryono SpAn, yang merupakan cucu dr. Moehiman menceritakan kisah hebat kakeknya tersebut. Cerita ini dia sampaikan saat  menemui Bupati Kebumen Arif Sugiyanto di rumah dinasnya, Minggu (19/12).


    Dalam kesempatan itu, Dokter Kungky Muryono SpAn mewakili keluarga besarnya menyampaikan rasa terima kasih kepada Bupati Arif yang telah menjadikan nama dr. R. Moehiman sebagai nama sebuah jalan di Kebumen.



    "Kedatangan kami tentunya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Bupati dan pemerintah kabupaten yang sudah bersedia menjadikan kakek kami sebagai nama jalan. Tentu kami merasa terhormat, karena ada pengakuan dari pemerintah tentang kiprah Eyang Moehiman sebagai dokter pertama di Kebumen," ujar dr. Kungky yang merupakan pensiunan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto itu


    Dokter Kungky lantas menceritakan tentang kiprah kakeknya di dunia kedokteran. Ia menyebut dr. Moehiman adalah putra asli Kebumen yang menjadi dokter pertama pada masa kolonial Belanda.


    Pada saat Indonesia masih dalam kekuasaan pemerintahan Hindia-Belanda, ada beberapa orang pribumi Jawa yang diberikan kesempatan oleh Belanda untuk sekolah kedokteran milik Belanda. Dari Kebumen, satu-satunya yang diberangkatkan untuk sekolah kedokteran waktu itu adalah dr. Moehiman.

    "Beliau dr. Moehiman sekolah kedokteran di STOVIA, itu sekolah tinggi kedokteran zaman Belanda dulu, tepatnya sekarang ada di belakang RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Ia lulus tahun 1890 pada usia 20 tahun, istrinya seorang bidan," jelasnya.

    Setelah lulus menjadi dokter, Eyang Moehiman kemudian ditugaskan Belanda untuk bekerja di hampir seluruh wilayah Indonesia, dari Bengkulu, Riau, Kalimantan, Sulawesi, sampai Papua. dr. Moehiman juga tercatat sebagai dokter yang membantu kelahiran seorang ekonom dari Kebumen, Soemitro Djojohadikoesoemo, ayah dari Prabowo Subianto.

    "dr. Moehiman itu rumah aslinya di Jalan HM Sarbini. Dia sempat ditugaskan di Karanganyar Kebumen untuk menjadi dokter rakyat. Namun pada agresi militer II  Belanda, rumah dr. Moehiman dihancurkan, kemudian ia pindah di Magelang, dan menghabiskan masa pensiun sebagai dokter di Semarang, sekarang yang jadi RSUP Dr. Kariadi," paparnya.

    dr. Moehiman meninggal di usia 81 tahun, dan dimakamkan di Desa Candi, Karanganyar, Kebumen bersama keluarga besarnya. Dari sekian banyak anaknya, yang menjadi dokter hanya satu, yakni Prof. dr Muhardi Moehiman usianya 96 tahun, dan masih hidup tinggal di Jakarta. 


    "Satu-satunya putra beliau yang menjadi dokter adalah dr. Muhardi. Saya putra dari kakaknya dr. Muhardi. Jadi beliau itu paman saya. Memang putra eyang Moehiman itu cuman satu yang jadi dokter, tapi sekarang cucu dan keturunannya banyak, rata-rata dokter," terang dr. Kungky yang juga ditemani putra dr Muhardi, dr Haryo dan istrinya.


    Dengan diberikannya nama jalan dr. Moehiman, dr. Kungky berharap ini bisa menjadi semangat atau motivasi bagi generasi muda anak-anak Kebumen untuk terus belajar menjadi orang yang hebat di bidangnya masing-masing. Ia menyebut Kebumen itu banyak melahirkan orang-orang hebat, maka berbanggalah menjadi orang Kebumen.


    "Setidaknya dengan pemberian nama jalan ini bisa menjadi penyemangat atau motivasi bagi generasi muda agar tidak kalah semangat dengan para pendahulunya. Pada saat zaman dulu yang serba terbatas, orangtua kita saja semangat belajar. Harusnya zaman yang sudah modern ini, harus lebih banyak lagi melahirkan tokoh-tokoh hebat dari Kebumen," tandasnya.


    Sementara itu, Bupati Arif menyampaikan, pemberian nama jalan dr. R Moehiman Kromoatmodjo sengaja diberikan sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan pengabdiannya menjadi seorang dokter pertama di Kebumen. Tokoh-tokoh seperti dr Moehiman perlu diabdikan namanya agar masyarakat bisa selalu mengenang perjuangannya.


    "Kalau Belanda saja mengakui beliau ini orang hebat. Maka sudah sepantasnya kita orang Kebumen juga harus mengakuinya. Kita harus bangga Kebumen telah banyak melahirkan tokoh-tokoh hebat. Seperti dr. Moehiman dan juga tokoh-tokoh lain, Sarbini, ekonom Soemitro dll," jelasnya.


    "dr. Moehiman saya kira luar biasa, dia dokter rakyat yang pekerjaanya mengobati masyarakat di zaman yang masih sulit. Kalau dulu pembayarannya barang kali  bukan pakai uang, tapi dibayar dari hasil bumi, pisang, padi, buah-buahan. Bahkan siap untuk tidak dibayar, niatnya menolong," tambah Bupati.

    Bupati menegaskan, perubahan nama jalan itu untuk mengenang jasa-jasa pahlawan, seperti Soekarno-Hatta, pendiri NU KH. Hasyim Asya'ri, pendiri Muhammdiyah KH. Ahmad Dahlan dan juga memberi penghormatan kepada Bupati Pertama Kebumen, yakni Ki Ageng Bodronolo, tokoh Kebumen yang membantu kesiapan logistik dan tentara Sultan Agung Mataram dalam penyerangan ke VOC di Batavia.(*)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top