• Berita Terkini

    Senin, 13 April 2020

    Polisi Bakal Tangkap Warga yang Tolak Jenazah Corona

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan menegaskan tidak boleh ada warga masyarakat kota ini yang menolak jenazah warga yang terpapar virus Corona Covid-19.  Bila sampai ada penolakan, Kapolres menegaskan bakal mengambil langkah tegas. Pihak yang menolak jenasah akan diproses hukum.

    "Di Kebumen jangan sampai ada penolakan jenazah. Jika ada warga masyarakat yang menolak, tindak tegas. Kalau ada yang menolak, tangkap!" intruksi AKBP Rudy saat memimpin jalannya apel pagi rutin di Mapolres Kebumen, Senin (13/4/2020).

    Pernyataan keras Kapolres Kebumen ini menyusul banyaknya penolakan jenazah di luar Kebumen, hingga menimbulkan keresahan publik. Bahkan baru-baru ini, Polda Jateng telah melakukan penangkapan terhadap tiga pria terduga provokator penolakan jenazah perawat positif Corona sebagai tersangka.

    Ketiga tersangka masing-masing berinisial THP (31), BSS (54) dan ST (60). Ketiganya diamankan Ditkrimum Polda Jateng pada hari Sabtu (11/4) kemarin terkait penolakan jenazah perawat positif virus Corona atau COVID-19 di Kabupaten Semarang. "Jangan sampai kejadian seperti itu ada Kebumen. Jangan sampai warga Kebumen melakukan penolakan," AKBP Rudy menandaskan.

    Terpisah, Ketua RMI NU Kebumen Gus Fachrudin Achmad Annwawi meminta pemerintah, khususnya Pemkab Kebumen lebih sigap serta transparan dalam penanganan virus corona (covid-19). Fachrudin Achmad menilai, langkah Pemkab dalam penanganan corona cukup mengkhawatirkan.

    Ia lantas mencontohkan, kejadian di Kecamatan Rowokele baru baru ini. "Pada Selasa malam 31 Maret 2020, video beredar melalui media sosial dan whatshap. Ada salah seorang warga yang terpapar corona sedang dievakuasi. Kemudian Pemkab tidak segera memberikan penjelasan soal video itu. Ini tentu menimbulkan kepanikan di kalangan warga," kata Fachrudin Achmad.

    Belum lagi, sejumlah kejadian lain nyaris serupa. Ada sejumlah kejadian warga meninggal yang kemudian dilakukan pemakaman sesuai standar corona. Namun tidak ada penjelasan dari Pemkab. "Ini terjadi di Kecamatan Klirong dan Adimulyo dan Buayan," ujar pengasuh Ponpes Alhasani Desa Jatimulyo Kecamatan Alian tersebut.

    Harusnya, lanjut dia, Pemkab segera memberikan keterangan atau penjelasan bila melihat ada kejadian yang dinilai meresahkan di masyarakat. Sehingga tidak malah informasi telanjur liar beredar, sementara Pemkab baru memberikan penjelasan saat warga sudah panik.

    Keterbukaan informasi dari pemerintah, lanjut dia, membuat masyarakat bisa memahami data dan fakta dengan baik soal corona. Muaranya, warga dapat bersama-sama mengatasi penyebaran virus corona.

    Agar lebih efektif, Fachrudin Achmad menyarankan,  Pemkab dalam hal ini Gugus tugas Corona Kebumen dapat membentuk tim Satgas di setiap desa hingga RW bahkan RT. Bila ini direalisasikan, masyarakat bisa secara mudah melakukan koordinasi.

    "Penanganan corona ini tidak bisa dilakukan dengan santai. Harusnya pemerintah gesit melakukan terobosan terobosan. Nantinya Satgas Desa hingga RT ini bisa dibiayai ADD. Atau untuk kelurahan bisa diambilkan dana dari kabupaten yang sudah disiapkan untuk penanggulangan covid. Saya kira (penanganan corona) akan lebih efektif," ujarnya. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top