• Berita Terkini

    Senin, 08 Juli 2019

    Kisah Dua Bocah Penjaga Perlintasan KA di Kebumen

    foto ahmadsaefurrohman/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Kegiatan menarik dipilih dua bocah di Kebumen ini. Alih-alih menghabiskan waktu di tempat-tempat rekreasi, mereka memilih menjaga perlintasan kereta api (KA) tak berpalang pintu.

    Adalah Nazril Pasha Ramadhan (9), bocah warga Kelurahan Selang Kecamatan Kebumen dan Ahmad Zaini Hasan (10), warga Kelurahan Kembaran Kecamatan Kebumen. Dua bocah itu menjadikan perlintasan tanpa palang pintu di Kelurahan Selang Kecamatan Kebumen sebagai pengisi waktu libur sekolah.

    Hampir setiap hari mereka melakukannya. Mereka datang dari pagi. Setiap kereta lewat, mereka bergegas mengangkat sebilah bambu. Bambu sepanjang 4 meter itu mereka angkat dengan tangan mungilnya. Bambu itu dipasang melintang menutup jalan. Menandakan siapa yang lewat harus berhenti.  Panas terik tak menyurutkan semangat mereka.

    Apalagi, sejumlah warga memberikan mereka hadiah berupa uang sekedarnya atas jasa menjadi penjaga perlintasan KA tersebut. Sore menjelang, anak-anak itu pulang dengan tawa riang.

    Nazril Pasha Ramadhan (9), salah satu anak mengatakan, mereka biasa bekerja dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Menurutnya, menjadi penjaga kereta api bukan barang baru.


    Sudah setahun terakhir mereka melakukannya. Persisnya saat pembagunan rel ganda KA dimulai. Biasanya, selepas pulang sekolah mereka langsung berjaga. Nah, saat liburan seperti sekarang ini, mereka bisa berjaga lebih lama, dari pagi hingga sore.

    Setahun menjadi penjaga perlintasan KA, Nazril Pasha dan Ahmad Zaini Hasan punya segudang cerita menarik. Salah satunya, mereka sempat dilarang orang tua karena menilai apa yang dilakukan berbahaya. Lalu, mereka sering mendapatkan imbalan dari pekerjaan mereka. Kadang Rp 2 ribu sampai Rp 20 ribu.

    Namun, Nazril Pasha, mengatakan, bukan soal imbalan yang membuat mereka suka menjadi penjaga perlintasan KA.  Siswa kelas 3 SD itu mengaku sudah jatuh cinta kepada KA. Bahkan, karena sudah lama jadi penjaga perlintasan, Nazril Pasha mengaku hafal setiap kereta yang lewat. "Uang pemberian itu saya belikan buku," kata bocah yang memang doyan membaca buku itu.

    Ya, Pasha ini bisa dibilang penggemar berat kereta api. Selain menjadi penjaga perlintasan KA, Pasha membuat kereta api di rumahnya. Ia membuatnya dengan balok kayu lengkap dengan pintu perlintasan kereta api.  Bahkan, Pasha yang siswa kelas 3 SD Selang itu membuat paket lengkap dengan kota hingga penjaga palang pintu.

    Cerita serupa juga disampaikan Ahmad Zaini Hasan (10). Bocah yang masih duduk di kelas 4 SD itu mengaku sudah jatuh cinta pada KA. Jadi bukan karena imbalan yang mereka dapat sehingga betah berlama-lama menjadi penjaga perlintasan KA.

    "Kalau uangnya buat beli buku, kadang buat jajan tapi jarang seringnya buat ditabung, " kata bocah yang bercita-cita jadi masinis itu, Minggu (7/7/2019).

    Susi lestari (49), ibu kandung Zaini, mengatakan, anaknya itu memang penggemar berat kereta api. Iapun tak keberatan dengan kegiatan anaknya tersebut di sekitar lokasi kereta api.  Apalagi, ada unsur tugas mulia disana.

    Ya, PT KAI merilis, angka kecelakaan kereta api di Kebumen tinggi. Sepanjang tahun 2018, ada 395 kejadian. Dari jumlah tersebut, 59 korban meninggal dunia, 77 orang luka ringan dan 109 lainnya mengalami luka berat. Rata-rata terjadi karena pengendara yang nekat menerobos perlintasan. Atau tidak berhati-hati saat melintas perlintasan KA tanpa palang pintu. (fur/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top