• Berita Terkini

    Senin, 24 Juni 2019

    Tragedi Tutur, Pria yang Ditemukan Membusuk Tergantung di Sungai

    asaefurohman/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Turiso (32), alias Tutur, warga RT 3 RW 5 Desa Pandansari Kecamatan Sruweng ditemukan tak bernyawa di tepian sungai tak jauh dari rumahnya, Minggu (23/6/2019). Saat ditemukan, korban dalam kondisi tergantung. Selain itu, jasadnya sudah membusuk.

    Informasi yang berhasil dihimpun Kebumen Ekspres, kali pertama, jasad ditemukan oleh salah seorang warga setempat bernama Mirin (48) yang hendak membetulkan saluran air tak jauh dari lokasi penemuan mayat, Minggu malam sekitar pukul 01.30 WIB.

    Sesampai di lokasi, Mirin mencium bau tak sedap. Rasa penasaran itu berubah menjadi kaget bukan kepalang saat dilihatnya sesosok mayat pria tergantung pada sebuah pohon melinjo di tepi sungai Rayung, sekitar 1 km dari rumah korban.

    Mirisnya lagi. kondisi mayat sudah tak lagi utuh. Sebagian kulit muka, rambut telah mengelupas bahkan wajahnya sudah tidak bisa dikenali.  "Awalnya sempat diduga bangkai hewan," kata Yatino Ketua RT 03 RW 05 Desa Pandansari Kecamatan Sruweng.

    Kapolres Kebumen AKBP Robertho Pardede melalui Kasubag Humas, Kompol Suparno, membenarkan kejadian tersebut. Dari hasil pemeriksaan, diketahui jasad tersebut bernama Turiso (32) warga Dusun Kebon RT 05 RW  04 Desa Pandansari Kecamatan Sruweng.



    Dari hasil olah TKP yang dilakukan oleh Inafis Polres Kebumen dan Polsek Sruweng serta melibatkan tim kesehatan dari Bidan Desa setempat, korban diperkirakan sengaja mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.



    "Kita tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan akibat tindak Pidana. Sekitar tempat kejadian perkara tidak ada hal mencurigakan yang mengarah ke sana," kata Kompol Suparno.

    Sejumlah warga yang ditemui mengatakan tak tahu persis mengapa korban bisa nekat mengakhiri hidupnya dengan cara setragis itu. Korban selama ini dikenal sebagai pribadi yang baik. Ayah dua orang anak itupun tak pernah memiliki masalah apapun dengan tetangga.    "Pribadinya pendiam sih, tidak banyak cerita. Namun dia baik, sama tetangga juga baik," kata Siman (54) tetangga korban lain.

    Warga megenal korban sebagai buruh serabutan. Selama ini, korban yang biasa disapa Tutur oleh tetangganya itu, sering bolak-balik ke Jakarta. Menurut warga, korban terakhir kali terlihat di rumah pada 8 Juni atau sekitar 15 hari sebelum ditemukan.

    "Informasi terakhir korban terlihat terakhir pada 8 Juni. Namun, saat istrinya pulang dari kondangan, korban sudah tidak ada di rumah. Korban pergi tanpa pamit," kata  Nurhakim (34), tetangga korban.

    Sejak saat itu, korban tak kunjung pulang ke rumah. Meski begitu, warga tidak merasa curiga. "Dia biasa begitu, pergi tanpa pamit. Tiba-tiba pulang," katanya.

    Warga juga tak curiga saat tercium bau busuk dari lokasi, semingga sebelum korban ditemukan meninggal. Pmukiman warga yang berdekatan dengan hutan membuat mereka mengira bau tak sedap itu berasal dari hewan yang mati di tepi sungai.

    "Saya mencium bau busuk sekitar satu minggu yang lalau, saat menebang kayu di atasnya tapi saya tidak tau kalau bau itu jasad manusia. Tadinya saya kira bangkai hewan," kata Sayat (54) pemilik lahan. (fur/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top