• Berita Terkini

    Minggu, 19 Agustus 2018

    Skuad Persak U-17 Diminta Jangan Dibubarkan

    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Manajer Persak U-17, Ali Muin berharap, skuad Persak U-17 dipertahankan. Harapannya, tim saat ini akan menjadi embrio bagi tim Persak di masa mendatang.

    "Kami berharap tim ini tidak dibubarkan. Syukur-syukur dapat terus berlatih bersama dengan ditambah pemain," katanya.

    Persak Jr tersingkir dari ajang Piala Soeratin Jawa Tengah 2018. Kekalahan 1-3 dari Persis Solo pada pertandingan terakhir, Rabu (15/8/2018) membuat mereka menghuni dasar klasemen. Mereka mempunyai poin 4 dari 8 kali bertanding.

    Atas hasil itu, Ali Muin meminta maaf kepada publik dan masyarakat pecinta bola di Kebumen. Pastinya, anaknya sudah berupaya keras di lapangan. "Untuk keikutsertaan di Piala Soeratin kali ini, kami memang 100 persen menggunakan pemain asli Kebumen," imbuhnya.

    Merunut ke belakang, perjalanan Persak U-17 pada ajang Piala Soeratin Jawa Tengah 2018 memang penuh liku. Kebumen bahkan nyaris tidak mengikuti ajang resmi  PSSI ini karena saat itu stadion Chandradimuka belum layak dijadikan sebagai kandang.

    Sanksi pun menunggu bagi Kebumen yang sudah vakum dalam kompetisi resmi PSSI di tahun 2017. Hingga kemudian, Ali Muin mengambil alih. Dengan dukungan sejumlah pihak lain dan pengurus Askab PSSI Kabupaten Kebumen, Persak U-17 akhirnya dapat mengikuti Piala Soeratin Jawa Tengah. Mereka tergabung dalam zona 4 bersama Persis Solo U-17, PSISra Sragen, PSIK Klaten dan PPSM Sakti Magelang.

    Persoalan tak berhenti sampai disitu. Ketika kompetisi bergulir pada 15 Juli, Persak tak dapat menggunakan Stadion Chandradimuka sebagai kandang karena masih belum selesai dalam tahap renovasi. Sebagai kompromi, meski merugikan, Persak terpaksa melakoni 4 laga putaran pertama dengan main tandang.

    Rico dkk tak meraih satu poin pun di 4 laga ini. Alhasil, sulit bagi mereka bangkit meski 4 laga berikutnya dimainkan di Stadion Chandradimuka. Benar saja. Dari 4 laga di depan publik sendiri, Persak U-17 meraih 1 kali kemenangan, 1 kali seri dan sisanya kalah. Hasil itu menempatkan mereka di posisi juru kunci dengan poin 4.

    Di tengah hasil kurang menggembirakan itu, bukan berarti tak ada catatan positif. Kali ini datang dari para pendukung yang selalu membanjiri stadion Chandradimuka setiap mereka turun bertanding. Mereka tak surut memberi dukungan apapun hasil di lapangan.

    Sejumlah pihak menilai, ada yang lebih penting dari sekedar hasil Persak U-17 itu. Penggiat sepak bola di Kebumen Iwan Santoso, mengatakan, ada hikmah yang bisa diambil dari gagalnya Persak U-17 ini.

    Salah satunya, pentingnya Sekolah Sepak Bola (SSB) serta kompetisi berkelanjutan. Dengan demikian, saat Persak harus berkompetisi di ajang resmi, Kebumen tak kesulitan mencari talenta-talenta terbaik.

    Selain itu, pentingnya pembinaan dengan mengedepankan prestasi. Jadi hanya pemain-pemain terbaiklah yang mengisi skuad Persak. Tak ada faktor lain dalam proses pemilihan pemain. "Dan pastinya butuh komitmen bersama seluruh pihak untuk mewujudkannya. Juga tidak perlu saling menyalahkan, karena masa depan sepak bola Kebumen ada menjadi tanggung jawab kita semua," ujarnya. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top