• Berita Terkini

    Selasa, 24 Juli 2018

    Daging Ayam di Solo Langka, Pedagang Libur Jualan

    SOLO – Terbatasnya pasokan ayam dari peternak membuat pedagang ayam di Solo dan sekitarnya tidak mendapat jatah cukup untuk dijual kembali. Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Puncaknya Senin kemarin (23/7/2018) pedagang daging ayam memilih tidak berjualan karena sebagian tidak mendapat stok.  Kalau pun ada barangnya minim dan harganya naik drastis hingga Rp 40 ribu per kilogram.

    Seperti di Boyolali kemarin. Sejumlah pedagang mengaku tidak mendapatkan ayam dari peternak untuk didistribusikan ke pedagang ayam di sejumlah pasar di Boyolali dan Kartasura. Mereka kemudian berkumpul di kawasan kompleks perkantoran terpadu Pemkab Boyolali kemarin.

    Sedianya para pedagang ini hendak mengadu ke DPRD Boyolali untuk menyampaikan keluh kesahnya terkait sulitnya mendapatkan ayam. Namun karena belum memiliki paguyuban lengkap, rencana itu diurungkan.

    “Kami hanya berkumpul di sini. Karena tidak bisa mendapatkan ayam. Mau ambil dari Salatiga, ternyata stok di sana juga minim,” kata Fatkhurohman, 28, salah seorang pedagang ayam.

    Dia mengatakan, saat ini, dia dan puluhan pedagang ayam lainnya tak bisa mendapatkan pasokan ayam dari peternak di Boyolali. Selain itu, kalaupun ada ayam, ukurannya sangat besar dan harganya meroket.

    “Bobot per ekor ayam umumnya 1,5-2 kilogram. Kalau lebih dari 2 kilogram per ekornya pedagang kami tidak mau. Karena susah jualnya ke konsumen,” ujarnya.
    Warsito, 50, distributor ayam potong mengeluhkan hal yang sama. Jika biasanya pihaknya dapat menjual 3 ton ayam tiap hari, sejak beberapa hari lalu tidak ada sama sekali ayam yang dia jual. Bahkan, dia dan sejumlah broker lainnya juga berusaha mencari pasokan dari para peternak di wilayah Salatiga dan Magelang. Namun kondisi di dua daerah tersebut juga sama. Stok ayam langka.

    Kondisi sama terjadi di Kartasura, Sukoharjo. Sejumlah pedagang daging ayam di Kartasura mengaku tidak mendapat pasokan daging ayam dari distributor Senin kemarin. Mereka tidak tahu alasan jelas tersendatnya pasokan daging ayam tersebut. “Tadi saya dikabari kalau tidak ada stok daging ayam. Ya, terpaksa saya tidak jualan hari ini (kemarin),” ujar salah satu pedagang daging ayam di Kartasura Wiwin kemarin.

    Dia mengaku setiap hari mendapat pasokan daging ayam minimal 10 kilogram. Namun, kemarin sama sekali tidak mendapat pasokan. Ketika ditanyakan kepada pemasok sampai kapan ini terjadi, tidak ada kepastian.

    Pedagang daging ayam di Pasar Gede Solo juga mengeluhkan hal yang sama. Salah satu pedagang ayam, Sriyono, 40, mengakui jika kemarin pasokan daging ayam tersendat. Kondisi ini memicu harga melonjak. Kalau biasanya daging ayam dijual Rp 35 ribu per kilogramnya, kini naik menjadi Rp 40 ribu. ”Saya juga tidak tahu kenapa harganya tinggi. Mungkin karena ini musim hajatan, jadi harganya melambung. Pasokan juga tersendat,” ujarnya.

    Kondisi ini membuat sejumlah pedagang daging ayam enggan berjualan. Mereka takut barang tidak laku. Ditambah lagi belum tentu rutin dapat pasokan.
    Pedagang daging ayam lain di Pasar Legi Sakiyem, 50, juga mengakui saat ini harga ayam naik lagi. Biasanya Rp 38 ribu per kilogram, kemarin menjadi Rp 40 ribu per kilogram.

    “Saua tidak tahu secara detail apa penyebab harga daging ayam naik. Tapi memang sejak Lebaran lalu harga daging ayam belum turun sedikit pun,” ujarnya.

    Sakiyem juga mengakui kalau pasokan daging ayam selama sepekan terakhir ini berkurang. Sebelumnya dia bisa mendapat pasokan 20 ekor setiap harinya. Namun selama sepekan terakhir ini pasokan hanya 10 ekor saja. ”Kalau permintaan  banyak, apalagi ini sedang musimnya hajatan. Jadi banyak orang yang cari ayam. Tapi karena stok minim, terpaksa tidak bisa memenuhi mereka,” ujarnya. (wid/yan/vit/bun)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top