• Berita Terkini

    Rabu, 12 Oktober 2016

    Plafon Sekolah Ambrol, Siswa SD di Kudus Belajar di Musala

    ILUSTRASI
    KUDUS – Ruang kelas I SDN 3 Demaan, Kecamatan Kota, sementara ini tidak bisa untuk proses belajar mengajar. Plafon kelas tersebut nyaris ambrol. Terlihat eternit retak dan kayu di dalamnya melengkung. Diduga kayu itu dimakan rayap.

    Berdasarkan informasi, kejadian tersebut diketahui kemarin pagi (11/10) atau saat jam sekolah dimulai. Namun, para guru dan kepala sekolah tidak berkenan memberikan keterangan lebih lanjut.

    ”Lebih baik langsung kepada Kabid Dikdas Kasmudi. Hari ini (kemarin, Red) sudah dipanggilkan tukang untuk segera memperbaiki plafon tersebut,” kata salah satu guru yang tidak berkenan disebutkan namanya.

    Kondisi yang memprihatinkan plafon rusak itu, sekolah mengalihkan pembelajaran ke musala. Siswa kelas I menempati ruang yang tidak terlalu besar untuk belajar. Agar kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan lancar dan.

    Sementara itu, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Kasmudi meninjau sekaligus mengawasi pengerjaan tukang. Dia mengaku, baru dapat kabar dari sekolah kemarin pagi. Ternyata, kondisi plafon hampir ambrol.

    ”Diperkirakan kejadian Senin (10/10) malam. Karena paginya masih bisa digunakan belajar anak-anak. Saya langsung perbaiki. Dananya diambil 10 persen dari bantuan operasional sekolah (BOS),” jelasnya.

    Dia menambahkan, plafon nyaris roboh ini dikarenakan ada kayu yang rapuh. Selain itu, belum ada renovasi SD 3 Demaan sejak 1991 lalu.
    Menurutnya, kontrol bangunan rutin tiap tahun. Sehingga kejadian tiba-tiba, seperti plafon ambrol atau fasilitas lainnya rusak dapat diketahui. Apalagi setiap tahun sekolah mengajukan bantuan rehab sekolah melalui dana alokasi khusus (DAK). “Perbaikan juga bisa melalui dana BOS dengan syarat kerusakan 30 persen atau ringan,” terangnya.

    Dia menegaskan kembali, tiap-tiap sekolah wajib memasukkan biaya perbaikan fasilitas sekolah didalam Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS). Sehingga, tidak perlu menunggu kejadian sekolah rusak. ”Kalau perbaikan bisa selesai hari ini (kemarin, Red) ruang kelas bisa digunakan proses belajar mengajar dengan normal. Kalau belum bisa, belajar di tempat lain yang aman dan nyaman,” terangnya. (san/ris)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top