• Berita Terkini

    Rabu, 30 Desember 2015

    Terduga Teroris Disergap Densus di Permukiman Padat Penduduk

    AHMAD KHAIRUDIN-DAMIANUS BRAM/RASO
    SOLO – Rampung di Jakarta, giliran Solo diubek-ubek Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Kali ini ketegangan terjadi di Jalan Haryo Panular RT 02 RW 06 Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan kemarin (29/12). Seorang pria terduga teroris disergap di tengah permukiman padat penduduk.

    Penangkapan bak film aksi tersebut terjadi sekitar pukul 08.00. Pagi itu, pria incaran Densus 88 mengendarai sepeda motor Supra X 125 nomor polisi AD 2875 SZ. Tanpa sadar, dia telah dibuntuti anggota Densus 88 yang mengendarai mobil Toyota Avanza warna hitam dan lima unit sepeda motor.

    Tepat di depan warung soto atau sekitar 100 meter dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Cokroningratan Panularan, mobil Avanza menyerempet sepeda motor pria tersebut hingga oleng dan menabrak pot bunga milik warga sekitar.

    Belum bangkit dari tempatnya terjatuh, pria itu langsung dikepung anggota Densus yang mengendarai sepeda motor, mengenakan penutup wajah dan dilengkapi senjata laras panjang. Selanjutnya dimasukkan ke dalam mobil Avanza. Penyergapan tersebut berlangsung sangat cepat, kurang dari lima menit.

    Tak lama, anggota Satlantas Polres Solo mengevakuasi sepeda motor milik terduga teroris ke kantor Satlantas. Pantauan Jawa Pos Radar Solo, di lokasi kejadian terlihat goresan aspal bekas sepeda motor jatuh dan beberapa bagian pecahan onderdilnya.

    ”Kejadiannya sangat cepat. Tahu-tahu (terduga teroris, Red) sudah dimasukkan ke dalam mobil,” jelas Ny Handoko pemilik toko kelontong tak jauh dari lokasi penyergapan. Menurut Ny Handoko, tidak ada warga yang mengenal pria terduga teroris itu.

    Sedangkan Ny Herto, pemilik warung soto awalnya menduga sepeda motor yang jatuh tersebut karena kecelakaan biasa. ”Saya lihat mereka (anggota Densus 88, Red) membawa senjata dan mengenakan tutup muka,” ungkap dia.

    Kapolresta Solo Kombes Pol Ahmad Luthfi menegaskan, penyergapan tersebut memang dilakukan oleh anggota Densus 88. Sedang identitas terduga teroris belum bisa dibeberkan.

    ”Benar, itu (penyergapan, Red) masuk ranah Densus 88. Tapi kami belum mendapatkan laporannya, surat tembusan belum kami terima,” ungkap Kapolres.

    Sementara itu penasihat hukum terduga teroris NA dan G, M. Kurniawan membeberkan, ada empat orang yang ditangkap Densus 88. Mereka adalah NA, G, HZ dan AND. Setelah diperiksa dan tak terbukti terlibat jaringan terorisme, NA dan G yang ditangkap di Jalan Honggowongso dan sempat ditahan di Polsek Laweyan dilepaskan.

    Diterangkan Kurniawan, terduga yang disergap di Panularan berinisial HZ, sedangkan AND ditangkap di sebelah barat Solo Paragon Mall. Keduanya masih di tahan polisi. ”Kemungkinan dibawa ke Polda Jateng atau Jakarta karena menjadi TO (target operasi),” tuturnya.

    Kurniawan menyayangkan penangkapan tersebut karena kliennya ditahan tidak sesuai prosedur. Pihaknya berencana melakukan gugatan praperadilan. Helm NA yang disita juga belum dikembalikan.
    ”Helm yang disita tolong dikembalikan. Harga helm itu sekitar Rp 270 ribu,” tandas dia. (din/wa)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top