• Berita Terkini

    Rabu, 11 November 2015

    Acip Dilirik Klub ISL

    Ngasifudin"Acip"
    KEDATANGAN sejumlah pemain berkelas nasional tak dipungkiri menjadi salah satu kunci keberhasilan Persak meraih prestasi di musim ini. Namun, bukan berarti kontribusi pemain asli Kebumen boleh dikesampingkan. Ngasifudin menjadi salah satunya.

    Bermain bersama pemain nasional tak lantas membuat pemain gelandang yang akrab disapa Acip itu "tenggelam".  Di tengah kehadiran para pemain bintang seperti Okto Maniani, Leonard Tupamahu, Bijahil Chalwa, Acip yang asal Peniron Pejagoan itu tetap tak tergantikan. Siapapun pelatihnya, Acip selalu masuk dalam daftar pemain utama.

    "Bermain bersama sejumlah pemain nasional terasa mimpi bagi saya. Itu memotivasi saya untuk terus meningkatkan kemampuan dari hari ke hari,"ujar anak bungsu dari tiga bersaudara itu.

    Melihat aksinya di lapangan, Acip tampaknya sudah mampu menunjukkan pesepak bola Kebumen tak kalah dari pemain dari daerah lain. Tak salah kiranya Acip hingga kini dipercaya sebagai kapten di Persak Kebumen. Bahkan, sepak terjang Acip di lapangan mulai menarik perhatian klub-klub Indonesia Super League (ISL) setelah berhasil mengantarkan Persak juara Piala Bupati Banyumas dan runner up Piala Bupati Banjarnegara baru lalu. Salah satu yang sudah menyatakan minatnya menggunakan jasa Acip, Persela Lamongan.

    Acip mengakui, selalu mendapat kepercayaan dari pelatih dan manajer bukan hal mudah. Butuh kemauan kuat, disiplin tinggi dan latihan keras. "Setelah Liga Nusantara dihentikan, Persak tak lagi menggelar latihan rutin. Untuk menjaga kondisi, saya selalu berlatih mandiri, " ujar pemain kelahiran 21 Juli 25 tahun lalu itu.

    Disiplin dan tekun berlatih sudah menjadi kebiasaan Acip sejak muda. Mengenal sepak bola dari klub Turangga Sakti, Desa Peniron, bakat sepak bola Acip mulai terasah saat menempuh perguruan tinggi di Universitas Negeri (Unnes) Semarang. Lantaran suka sepak bola, Acip masuk jurusan olahraga. Di bangku kuliah, bakat sepak bola Acip makin terasah. "Saya malah lebih dahulu menekuni futsal," ujarnya yang sempat membawa kampusnya menjadi juara dalam sejumlah turnamen antar mahasiswa, baik daerah bahkan nasional itu.

    Lulus kuliah tahun 2012, Acip kemudian menjadi guru pada tahun 2014. Kini pemuda yang masih melajang itu tercatat sebagai salah satu pengajar di SMK Taman Karya Kebumen. Sebagai guru, Acip bahkan sudah mengantar anak didiknya menjadi juara Liga Pendidikan Indonesia (LPI) Kebumen 2015. Dalam waktu dekat, Acip kembali akan berjuang bersama Persak di ajang Piala Bupati Cilacap akhir bulan ini.

    "Bermain sepak bola harus dengan hati. Dengan kemauan keras dan bertanggung jawab kepada diri sendiri kita akan mampu menjadi pemain (pesepak bola) yang bagus," ujarnya sembari berharap para pemain sepak bola Kebumen akan mampu berprestasi di masa mendatang. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top