Syufi mulai menekuni pencak silat saat duduk di kelas 7 SMP Negeri 2 Ayah. Di bawah bimbingan para pesilat dari Perguruan Tri Guna Sakti. Kemampuan Syufi berkembang pesat. Satu demi satu prestasi diraih hingga saat duduk di Kelas 8 dia berhasil meraih Juara 1 di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Jateng.
Berbekal prestasi itu dia mengajukan beasiswa ke Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Jawa Tengah. Usaha pertama gagal, baru di kesempatan kedua dia berhasil menjadi bagian sentra pelatihan atlit yang bergengsi itu.
Di PLPP Syufi menemukan dunianya. Jadwal belajar dan pelatihan yang padat tidak menjadi beban. Dalam sehari minimal empat kali Syufi berlatih, mulai subuh hingga sore. Menjelang Kejuaraan biasanya ditambahkan sesi malam.
Lebih jauh putri pasangan Ilham Kholiq dan Dina Astarina ini berbagi kunci untuk menjadi atlet unggul. "Ketekunan dan disiplin dalam berlatih adalah syarat utama. Jangan hanya mengandalkan jadwal latihan tapi perlu ditambah dengan latihan pribadi, " jelas dara kelahiran 4 Februari 2006 itu.
Syufi mengakui pencak silat adalah olahraga penuh resiko. Akhir tahun lalu salah satu jarinya patah dalam sebuah Kejuaraan di Blora. Tapi Syufi yakin dengan kemampuan yang terlatih dan prosedur yang tepat, resiko dapat diminimalkan.
Ke depan Syufi ingin terus memupuk bakatnya di dunia pencak silat. Selepas SMA dia masih memikirkan beberapa kemungkinan.
“Saya ingin menjadi polisi, tapi tidak tertutup kemungkinan menekuni bidang lain misalnya bisnis atau pendidikan olahraga," ucap Syufi menutup pembicaraan. (mam)
Berita Terbaru :
- Estafet Kepemimpinan di SMK Gasmeka: Haru Melepas, Semangat Menyambut
- Pompa Pemprov Berhasil Surutkan Banjir di Sayung Demak
- Urai Macet Akibat Rob Sayung, Kementerian PU Pasang Batas Beton
- Ratusan Peserta Ikuti FLS3N Kebumen 2025
- Minimarket Dibobol, Ratusan Bungkus Rokok Digasak
- Tangani Anjing Liar di Jl Pramuka, Petugas Luka
- Gelar Seleksi, Persak Kebumen Targetkan Juara di Piala Soeratin 2025