Tahun 2023 ditargetkan total diikuti 5.000
pesantren
KABUPATEN BEKASI - Gubernur Jawa Barat
Ridwan Kamil bersilaturahmi di Pondok Pesantren Pink 03, salah satu Pesantren
penerima bantuan Program One Pesantren One Product atau OPOP, di Kabupaten
Bekasi, Sabtu (16/4/2022).
Pada kesempatan itu Gubernur mengapreasiasi
keberhasilan pesantren yang dapat menghasilkan produk-produk unggulan dengan
pemasaran yang kian luas.
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil,
menerangkan progres pesantren yang mengikuti Program OPOP se-Jawa Barat saat
ini bertambah hingga 270 pesantren.
"Hari ini kita memulai Program OPOP
tahun 2022. Ada sekitar 270 pesantren yang menjadi peserta baru, sehingga
dari total yang sudah ada sebanyak 2.574 sebagai pesantren lulusan Program OPOP
di Jabar yang berhasil naik kelas sebagai pesantren mandiri secara
ekonomi," tutur Kang Emil.
Program OPOP merupakan salah satu dari 17
Program untuk mewujudkan Pesantren Juara, yang bertujuan mendorong pesantren di
Jabar lebih mandiri.
Sebagai upaya untuk pemberdayaan ekonomi
masyarakat yang bertujuan untuk pengembangan ekonomi keumatan, OPOP diharapkan
dapat mengikis ketimpangan gini rasio, serta menekan aktivitas urbanisasi.
Dalam acara tersebut Kang Emil juga
menyaksikan bazar produksi Pesantren Pink 03 dari Program OPOP, diantaranya
cairan pencuci piring, makanan tradisional olahan pesantren, obat herbal, dan
camilan.
Menurutnya, produk unggulan dari pesantren
ini akan segera didaftarkan ke E-Katalog sebagai upaya peningkatan ekonomi
nasional.
"Kita melihat produk-produk luar biasa
di tempat yang barokah di Pesantren Pink 3 Kabupaten Bekasi ini dengan sejumlah
produk unggulan, diantaranya sabun cuci, air mineral dan lain-lain,"
ungkap Kang Emil.
"Sesuai dengan arahan Presiden untuk
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, saya titipkan agar OPOP di
Pesantren Pink 03 dinaikan ke E-Katalog, sehingga nanti kita bisa membeli
produk kebutuhan pemerintah di E-Katalog, salah satunya dimaksimalkan produk
pesantren," imbuhnya.
Kang Emil juga berharap tahun depan target
5.000 pesantren yang bergabung dalam Program OPOP bisa tercapai karena hal ini
untuk membuktikan, bahwa semangat wirausaha di pesantren dan digitalalisasi tak
hanya milik warga perkotaan, melainkan juga warga di perdesaan yang menjadi
basis keberadaan pesantren.
"Mudah-mudahan di akhir tahun depan
target 5.000 pesantren bisa tercapai, sehingga kemandirian ekonomi di Jawa
Barat bisa terwujud, dakwahnya maju dan kemandirian ekonomi pun maju,"
pungkasnya.(*)