(kebumenekspres.com) SEMARANG - Pernyataan Presiden Joko Widodo untuk membenci produk luar negeri, diterjemahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai penegasan keberpihakan pada produk dalam negeri.
"Mungkin kalimat membenci itu, dalam arti untuk menegaskan keberpihakan kita. Karena faktanya kan tidak semua bisa kita produksi sendiri, namun saya mencermatinya atas narasi yang disampaikan oleh pak Presiden kalau saya menterjemahkan, ayo pakai produksi dalam negeri secara serius dan memang musti ada insentif yang diberikan," ujar ganjar ditemui di rumah dinasnya, Jumat (5/3).
Interpretasinya itu, lanjut Ganjar, juga sudah diterapkan oleh dirinya di Jawa Tengah. Tak hanya pendampingan dan memberikan insentif namun juga dengan membeli produk-produknya. Selain itu, mempermudah proses jika UMKM harus masuk dalam e-katalog.
"Umpama dia harus masuk ke e-katalog, ya itu dipermudah. maka kita punya aplikasi nanti yang kita siapkan namanya blangkon jateng, itu nanti kita pakai untuk memudahkan penunjukkan langsung (barang) yang di bawah 200juta tapi transparan dan ini kita pakai untuk membeli produk dalam negeri dan sebenarnya kita hanya butuh praktek saja, kalau pak Presiden bilang gitu mau nggak ikut kita?," tutur Ganjar.
Contoh lain yang telah diterapkannya di Jateng, kata Ganjar, adalah kebijakan mengenakan baju adat sebagai seragam setiap hari Kamis. Menurutnya, kebijakan ini secara otomatis menggeliatkan produk dalam negeri.
"Mobil, mau nggak ikut Jawa Tengah? kita mobilnya yang 80% sudah lokal konten, saya nggak akan sebut merk sih. Jadi artinya kalau kita mau, kita bisa," ujarnya.
Bukti lain bahwa Jawa Tengah mendukung produk dalam negeri, adalah saat dirinya menggencarkan penggunaan GeNose C19 yang murni merupaka karya anak bangsa dari Universitas Gajah Mada.
Dengan berbagai bentuk dukungan terhadap produk dalam negeri, kata Ganjar, langkah selanjutnya adalah bagaimana pemerintah benar-benar hadir mendukung geliat dari produk dalam negeri.
"Kalau itu semua sudah, maka sebenarnya beberapa intensif yang diberikan kepada masyarakat ya kita harus membeli, kita harus memproteksi, dalam arti keberpihakan kita untuk ayo kita pakai, ayo kita gunakan. Nah selebihnya, derivatnya (turunannya) adalah ayo seluruh kekuatan yang bisa kita lakukan dari produk dalam negeri itu betul-betul didampingi, betul-betul dievaluasi, kasih insentif agar mereka kemudian bisa menjadi sesuatu yang menarik," tandas Ganjar.
Presiden Joko Widodo meminta sikap mencintai produk dalam negeri untuk lebih digaungkan. Bahkan Presiden meminta agar kebencian pada produk-produk luar negeri juga digaungkan.
Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan bahwa mencintai produk Indonesia saja tidak cukup sehingga kampanye benci barang luar negeri harus digaungkan.
"Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan, produk-produk dalam negeri. Gaungkan juga benci produk-produk dari luar negeri," kata Jokowi saat membuka rapat kerja nasional Kementerian Perdagangan tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3).(rls)