![]() |
ISTIMEWA |
Sebelum terpilih mewakili Jawa Tengah, Kelompok Tani Hutan Klanceng Kalipoh telah berhasil memenangkan lomba serupa tingkat Jawa Tengah pada April lalu. Kini jumlah anggota petani di kelompok tani ternak tersebut telah mencapai 100 orang dengan jumlah koloni sebanyak 13.000. Kelompok dibentuk pada tahun 2015 silam mempunyai koloni lebah klanceng yang tersebut di desa-desa di Kecamatan Ayah.
Kepada Ekspres, Ketua Kelompok Tani Hutan Klanceng Kalipoh Muhammad Fatikhul Umam (28) mengemukaan, penilaian lomba yang dilaksanakan oleh tim dari Provinsi dan Kementerian telah dilakukan, Kamis (12/7/2018) kemarin di Desa Kalipoh.
Penilaian Desa Wanalestari dilaksanakan dengan melihat pengelolaan usaha, pengelolaan kelembagaan dan pengelolaan kawasan. "Dengan kondisi yang ada, kami optimis dapat mendapatkan hasil yang maksimal pada lomba ini,” tuturnya, Jumat (13/7/2018)
Umam menjelaskan, kini pengelolaan kelembagaan Kelompok Tani Barokan sudah termasuk baik. Bahkan Pengelolaan usaha, kelompok taninya memiliki aset sekitar Rp 1,3 miliar. Hal ini jika dilihat dari jumlah jumlah koloni lebah. Selain itu, hasil madu yang dapat diperoleh anggota kelompok juga cukup membantu perekonomian masyarakat. "Secara hasil usaha, pemasaran telah menjangkau kota-kota besar di Jawa, Sumatera, Kalimantan hingga Bali," katanya.
Dijelaksnnya, pengelolaan kawasan oleh kelompok tani miliknya telah menginisiasi dibentuk Perdes Pelestarian Lingkungan Hidup tahun 2017. Adanya adanya Kelompok Tani Hutan Klanceng juga ikut andil dalam menjaga sumber daya air di wilayah setempat. Bahkan kini dengan adanya budidaya klanceng, semangat pelestarian lingkungan masyarakat di Desa Kalipoh semakin meningkat.
Umam berharap adanya kelompok tani hutan klanceng Barokah akan semakin berkembang siring berjalannya waktu. Hal itu dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, terkait kelesarian lingkungan. “Dengan adanya hasil hutan non kayu, masyarakat dapat mempunyai pengasilan tanpa merusak alam,” ucapnya. (mam)
Penilaian Desa Wanalestari dilaksanakan dengan melihat pengelolaan usaha, pengelolaan kelembagaan dan pengelolaan kawasan. "Dengan kondisi yang ada, kami optimis dapat mendapatkan hasil yang maksimal pada lomba ini,” tuturnya, Jumat (13/7/2018)
Umam menjelaskan, kini pengelolaan kelembagaan Kelompok Tani Barokan sudah termasuk baik. Bahkan Pengelolaan usaha, kelompok taninya memiliki aset sekitar Rp 1,3 miliar. Hal ini jika dilihat dari jumlah jumlah koloni lebah. Selain itu, hasil madu yang dapat diperoleh anggota kelompok juga cukup membantu perekonomian masyarakat. "Secara hasil usaha, pemasaran telah menjangkau kota-kota besar di Jawa, Sumatera, Kalimantan hingga Bali," katanya.
Dijelaksnnya, pengelolaan kawasan oleh kelompok tani miliknya telah menginisiasi dibentuk Perdes Pelestarian Lingkungan Hidup tahun 2017. Adanya adanya Kelompok Tani Hutan Klanceng juga ikut andil dalam menjaga sumber daya air di wilayah setempat. Bahkan kini dengan adanya budidaya klanceng, semangat pelestarian lingkungan masyarakat di Desa Kalipoh semakin meningkat.
Umam berharap adanya kelompok tani hutan klanceng Barokah akan semakin berkembang siring berjalannya waktu. Hal itu dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, terkait kelesarian lingkungan. “Dengan adanya hasil hutan non kayu, masyarakat dapat mempunyai pengasilan tanpa merusak alam,” ucapnya. (mam)
Berita Terbaru :
- Puluhan Bus Masuk Terminal Kebumen Jalani "Ramp Check"
- MPLS, Siswa MI Pangempon Diajak Belajar Tanggulangi Bencana
- Kena Proyek Pemerintah Pusat, Nelayan Tegalretno Minta Bupati Bangun TPI
- Kalung Anti Maling Ternak Sita Perhatian di Ajang CODEX Expo
- Ciptakan 48 Karya Canggih, UPB Kebumen Gelar Pameran Teknologi
- Investor Tiongkok Tertarik Industri Garam di Jateng
- Wagub Jateng Terima Utusan Melaka, Perkuat Kerja Sama Industri dan Pendidikan