![]() |
anwarifor ekspres |
Di Kecamatan Buluspesantren, ada tradisi unik terkait berekreasi ke tempat wisata. Tradisi itu disebut "grobagan". Yakni pergi ke tempat wisata menggunakan gerobag. Dalam tradisi ini, warga menghias gerobak dengan banyak aksesoris yang umumnya dari kertas bahkan terkadang janur. Gerobak itu ditarik seekor kuda.
Lalu, bersama-sama berangkat menuju pantai Bocor di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren. Jumlah gerobaknya bisa mencapai puluhan. Gerobak-gerobak hias itu pun menjadi pusat perhatian dimana warga saat ini kebanyakan menggunakan sepeda motor atau mobil saat berwisata.
Satu lagi, tradisi grobagan ini hanya digelar pada H+2 Lebaran yang tahun ini jatuh pada hari Sabtu (16/6/2018).
Anwari, salah satu warga mengatakan, tradisi ini sudah berlangsung puluhan tahun. Dulunya, tradisi ini digelar berkaitan dengan Bupati Kebumen Arungbinang yang menggelar tumpengan di Pantai Selatan Kebumen.
Di masa kini, warga melaksanakan tradisi tersebut untuk nguri-uri budaya sekaligus merekatkan tali silaturahmi diantara mereka. Terutama warga perantauan dan warga setempat.
Sayangnya, tak semua warga Desa di Buluspesantren melaksanakan tradisi tersebut.
"Saat ini tak semua warga Buluspesantren melakukannya. Hanya wilayah Buluspesantren bagian timur yang masih melestarikan. Kalau tidak dilestarikan bisa terancam punah," ujar Anwari warga Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren tersebut. (cah)
Lalu, bersama-sama berangkat menuju pantai Bocor di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren. Jumlah gerobaknya bisa mencapai puluhan. Gerobak-gerobak hias itu pun menjadi pusat perhatian dimana warga saat ini kebanyakan menggunakan sepeda motor atau mobil saat berwisata.
Satu lagi, tradisi grobagan ini hanya digelar pada H+2 Lebaran yang tahun ini jatuh pada hari Sabtu (16/6/2018).
Anwari, salah satu warga mengatakan, tradisi ini sudah berlangsung puluhan tahun. Dulunya, tradisi ini digelar berkaitan dengan Bupati Kebumen Arungbinang yang menggelar tumpengan di Pantai Selatan Kebumen.
Di masa kini, warga melaksanakan tradisi tersebut untuk nguri-uri budaya sekaligus merekatkan tali silaturahmi diantara mereka. Terutama warga perantauan dan warga setempat.
Sayangnya, tak semua warga Desa di Buluspesantren melaksanakan tradisi tersebut.
"Saat ini tak semua warga Buluspesantren melakukannya. Hanya wilayah Buluspesantren bagian timur yang masih melestarikan. Kalau tidak dilestarikan bisa terancam punah," ujar Anwari warga Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren tersebut. (cah)
Berita Terbaru :
- Peradi Kebumen Cetak Advokat-advokat Tangguh dan Berintegritas
- Tugu Lawet (masih) Langganan Banjir saat Hujan Deras
- Aksi Balap Liar Digagalkan Polisi
- Santri Bisa Kuliah Gratis Bahkan Dapat Uang Saku
- MAN 2 Kebumen Sabet Juara 3 Dari Ajang O2SN Tingkat Kabupaten
- Jangan Khawatirkan Loyalitas, Bupati Kebumen Diminta Kedepankan Meritokrasi,
- Estafet Kepemimpinan di SMK Gasmeka: Haru Melepas, Semangat Menyambut