![]() |
IMAM/EKSPRES |
KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Siswa dan siswi SMA Negeri 1 Kutowinangun (Smansaku) mendapatkan pengalaman dan pembelajaran menarik saat mengikuti kegiatan malam bina iman dan takwa (Mabit) yang dilaksanakan pihak sekolah, Minggu (31/7). Pada kegiatan yang dilaksanakan oleh Rohis Al Irsyad itu, para siswa menyaksikan dengan mata kepala sendiri kaca tipis dapat memecah keramik lantai yang lebih keras.
Dalam kegiatan yang diikuti oleh 216 peserta, Gus Miftahudin dari Krapyak Yogyakarta mengisi materi Aktifitas Tajrib Sholawat, yang menekankan keistimewaan sholawat Jibril dan Nariah. “Disini kami mengisi dan mengungkap rahasia sholawat. Jika kita benar-benar yakin, maka menjadi mungkin sesuatu yang lemah dapat memecahkan benda yang kuat. Contohnya kaca yang tipis saja, mampu memecah keramik yang keras,” terangnya.
Pada kesempatan itu Gus Miftah tidak hanya menampilkan memecah keramik dengan bohlam saja. Para siswa pun kembali terpana, saat tubuh manusia yang berat ternyata mampu diangkat menggunakan kertas koran. “Sekali lagi, ini merupakan sebuah keyakinan dan rahasia keistimewaan sholawat,” paparnya.
Ketua Rohis Al Irsyad Smansaku Gus Khafid Ngubaidillah mengatakan, kegiatan Mabit ini dilaksanakan guna meningkatkan iman dan taqwa para siswa kepada Alloh SWT. Selain itu Mabit juga penting untuk meningkatkan pengetahuan Agama Islam, menumbuhkan kepedulian kepada sesama dan menjalin silaturahmi. “Ini juga meningkatkan semangat para generasi muda untuk lebih mendekatkan diri kepada Alloh,” terangnya didampingi Ketua panitia pelaksana Annisa Aulia Istiqomah.
Sementara itu Humas panitia Putri Husnul Khayati menyampaikan di SMA Negeri 1 Kutowinangun telah dilaksanakan gerakan Smasaku Damai. Kegiatan ini guna membentengi para siswa dari ajaran Islam radikal dan liberal. “Agama Islam itu Rohmatal lil alamin, Islam itu damai, jadi tidak benar jika Islam itu cenderung menggunakan kekerasan. Maka janganlah terpengaruh dengan Islam radikal,” ucapnya. (mam)
Pada kesempatan itu Gus Miftah tidak hanya menampilkan memecah keramik dengan bohlam saja. Para siswa pun kembali terpana, saat tubuh manusia yang berat ternyata mampu diangkat menggunakan kertas koran. “Sekali lagi, ini merupakan sebuah keyakinan dan rahasia keistimewaan sholawat,” paparnya.
Ketua Rohis Al Irsyad Smansaku Gus Khafid Ngubaidillah mengatakan, kegiatan Mabit ini dilaksanakan guna meningkatkan iman dan taqwa para siswa kepada Alloh SWT. Selain itu Mabit juga penting untuk meningkatkan pengetahuan Agama Islam, menumbuhkan kepedulian kepada sesama dan menjalin silaturahmi. “Ini juga meningkatkan semangat para generasi muda untuk lebih mendekatkan diri kepada Alloh,” terangnya didampingi Ketua panitia pelaksana Annisa Aulia Istiqomah.
Sementara itu Humas panitia Putri Husnul Khayati menyampaikan di SMA Negeri 1 Kutowinangun telah dilaksanakan gerakan Smasaku Damai. Kegiatan ini guna membentengi para siswa dari ajaran Islam radikal dan liberal. “Agama Islam itu Rohmatal lil alamin, Islam itu damai, jadi tidak benar jika Islam itu cenderung menggunakan kekerasan. Maka janganlah terpengaruh dengan Islam radikal,” ucapnya. (mam)
Berita Terbaru :
- Sumanto Ajak Petani Tawangmangu Ekspor Tanaman Hias ke Luar Negeri
- Bisa Tingkatkan Perekonomian, Sumanto Ajak Masyarakat Beternak Ayam
- Penerbit Badranaya Siap Fasilitasi Penulis Pemula
- Perda SOTK Digedok, Sejumlah Dinas di Pemprov Jateng Digabung
- WiFi Murah Menggerus Operator Seluler: Perang Harga Internet di Indonesia
- Etika Bisnis di Era Digital: Ketika Distributor Sendiri Menjadi Ancaman Bagi Agen
- Bayi Kembar Tiga Lahir di RSUD Dr Soedirman